Ventitré

5K 376 13
                                    

Soobin merasa jika kedua kakinya tidak lagi memijak tanah, Ia merasa limbung dan kehilangan arah, dadanya terasa sesak, nafasnya memburu kala menyaksikan tubuh pasangan sehidup sematinya yang tadi berdiri disampingnya terjatuh dan terkulai lemas. Baju setelan jas rapi yang Hueningkai pakai untuk acara pernikahannya itu kini telah ternoda dengan darah.

Tidak..tidak..tidak...

Gumam Soobin berkali - kali sembari mendekap tubuh Hueningkai yang hampir kehilangan kesadaran.

Hati kecil Soobin mulai dipenuhi oleh rasa bersalah, Jika saja Soobin melepaskan Hueningkai dan merelakannya memjadi milik orang lain, Hueningkai tidak akan menerima nasib seperti ini. Namun kekerasan hati Soobin menahan perasaan bersalah itu. Bagaimana pun juga Hueningkai adalah miliknya, Soobin tidak akan membiarkan orang lain merebut Hueningkai dari sisinya.

"Hyung, kita harus membawanya kerumah sakit" Ucap Taehyun menyadarkan Soobin dari kemelut pikirannya sendiri.

"Aku sudah memerintahkan beberapa anggota untuk mengejar mobil pelaku penembakan itu."Lanjut Taehyun. Disaat Soobin kehabisan akal atau sedang kalut seperti ini, Taehyun lah yang selalu berpikir jernih disaat genting sekalipun. Membuat Soobin berpikir mungkin Dia akan memilih Taehyun untuk menjadi penggantinya saat Ia pensium memjadi bos mafia. Tapi Soobin pun tidak ingin jika adik angkatnya itu harus menjalani kehidupan dengan tangan berlumuran darah seperti dirinya.

Hari yang seharusnya menjadi hari bahagia mereka menjadi memori kelam yang harus mereka ingat sepanjang hidup mereka. Senyum manis dibibir Hueningkai yang Soobin lihat saat Kai berjalan menuju altar pun Soobin tidak sanggup untuk mengingatnya lagi, hatinya terasa nyeri melihat keadaan bibir merah Kai kini pucat pasi dan terasa dingin. Sepanjang perjalanan, Soobin mendekap erat tubuh lelaki yang paling dicintainya itu.

"Siapapun yang melakukan hal ini padamu harus menerima kematian yang paling menyakitkan" Bisik Soobin ditelinga Kai.

.
.

Suasana rumah sakit yang seharusnya sunyi pun menjadi gaduh, Soobin sudah hilang kewarasan saat dokter memberitahu keadaan Kai yang sedang berada dalam masa kritis dan koma.
"Kau harus menyelamatkannya! atau nyawamu yang akan menjadi taruhannya" Ucap Soobin sembari mencengkram kerah jas putih yang dikenakan dokter itu.

"Tu-tuan, tim dokter sedang berusaha untuk melakukan yang terbaik. Ta-tapi kantong darah yang sesuai dengan darah pasien kosong. Kami harus mencarinya dari rumah sakit lain atau mungkin ada anggota keluarga yang golongan darahnya sesuai dengan pasien?!" Ucap Dokter itu.

"Apa kau bilang?? rumah sakit sebesar ini bisa kekurangan kantong darah??!!"

"Hyung!" Taehyun memegang bahu Soobin, mencegah Soobin untuk melayangkan tinju pada dokter malang yang harus berhadapan dengan murka dari kakaknya itu.

"Hyung, Kita harus meminta ayah Kai untuk datang kemari. Siapa tau jika ayah nya memiliki golongan darah yang sama dengan Kai" Ucap Taehyun menenangkan Soobin. Tapi itulah yang tidak ingin Soobin lakukan, melibatkan ayah Kai dalam hal ini. Soobin sengaja menahan Ayah Kai dirumah agar tidak datang kerumah sakit. Dia tidak ingin menghadapi amarah Ayah Kai saat Ia sedang kalut, mungkin saja Ayah Kai akan memisahkan Kai dengannya.

"Baiklah, bawa Ia kemari" Ucap Soobin akhirnya, ini adalah cara tercepat untuk menyelamatkan Kai.

Benar saja, hal pertama yang dilakukan Ayah Kai saat melihat wajah Soobin adalah mendaratkan sebuah pukulan di wajah tampan Soobin. Soobin mengusap darah yang keluar dari sudut bibirnya dengan ibu jarinya. Ini pertama kali dalam hidupnya membiarkan orang lain memukulnya dan Ia tidak membalasnya. Soobin merasa jika ia pantas menerimanya.

"Jika Ia selamat akan lebih baik jika Kau melepaskannya" Ucap Ayah Kai.

Tentu saja hal itu mustahil untuk dilakukan, mereka sudah menikah. Terlebih lagi iblis yang berada ditubuh Soobin tidak akan membiarkannya. Soobin tidak sanggup hidup dengan menghadapi kenyataan bahwa Kai akan menjadi milik orang lain dan bukan miliknya.

"Hyung, Mereka telah mendapatkannya" Ucap Taehyun.

"Dimana mereka?"

"Mereka sudah menempatkannya di Red Room" Soobin tidak bisa menyembunyikan seringai yang terukir dibibirnya kala mendengar perkataan dari Taehyun.















Masih pada ingat gak sama jalan cerita dari buku ini?? 😁😁 karena lama gak update aku pun lupa dengan cerita buku ini. Karena ff ini dari awal memiliki konsep gelap dengan Soobin yang sangat terobsesi dengan Kai.

Obsession ~Sookai~ Where stories live. Discover now