SnT | Chapter 32 - Hidden things

Start from the beginning
                                    

Gordon Derizcon bersandar pada kursi dengan kedua tangan dilipat di atas dada. Tatapannya meneliti Victoria dari atas sampai bawah. Merasa familiar dengan wajah wanita itu.

"Siapa namamu?"

"Vic" Ucapan Vic terhenti lantaran mendengar suara pintu dibuka dari luar. Wanita itu lantas berbalik untuk melihat siapa yang datang dan dia baru bisa bernapas lega saat mengetahui jika Rafael yang telah kembali.

"Dad?" Rafael menatap Ayahnya dengan kening berkerut. Pasalnya Gordon sama sekali tidak mengatakan akan berkunjung.

Gordon sama sekali tidak menatap putranya. Dia masih memerhatikan Vic dengan seksama. Entah mengapa visual Victoria mirip dengan seseorang yang dia kenal, namun dia tidak ingat siapa orang tersebut.

"Can you leave us alone?"

Vic mengangguk paham saat melihat lirikan mata Rafael. Dengan segera dia berjalan menuju pintu, melewati tubuh Rafael dan keluar dari ruangan itu.

Rafael baru berjalan mendekati Ayahnya saat pintu sudah ditutup dari luar. Dia melepaskan kancing jasnya sebelum duduk di hadapan Gordon.

"Sudah lama menunggu? Mengapa Daddy tidak memberitahuku terlebih dahulu jika akan berkunjung?"

"Who's she?"

Kening Rafael berkerut saat Ayahnya tidak menanggapinya dan justru bertanya soal Vic. "Dia hanya sekretaris baruku. Maksudku, aku bertukar sekretaris dengan Ruby."

Gordon menghela napas kasar, lalu menganggukkan kepalanya. "Jadi, bagaimana perusahaan?" tanya Gordon sambil meneliti setiap sudut ruangan Rafael.

"All in control," jawab Rafael penuh percaya diri.

"Lalu, bagaimana hubunganmu dengan putri Alexco?" tanya Gordon lagi setelah menatap Rafael sepenuhnya.

"Kami baik."

Gordon menganggukkan kepalanya beberapa kali. "Daddy sudah berbicara dengan Mr. Tyson dan kami berdua memutuskan untuk mengikat kalian. Bagaimana menurutmu?"

Kedua mata Rafael terbelalak. Dia langsung berdiri. "Dad!"

"Pelankan suaramu. Tidak perlu sampai berteriak."

"Hubungan kami tidak lebih dari teman dan partner bisnis, Dad."

"Jadi, tidak bisa lebih dari itu?" decak Gordon kesal. Dia lalu menatap putranya tajam. "Tidak ada yang salah dengan Ruby. Dia gadis yang sempurna. Lagipula Ruby juga sudah tahu bagaimana kondisi kamu dan dia sama sekali tidak keberatan."

"Ru-Ruby tidak keberatan?" Rafael menatap Gordon tak percaya.

"Ya, Ruby sudah setuju. Namun, dia mengatakan semua keputusan akan kembali kepadamu," jawab Gordon.

Rafael mengacak rambutnya frustasi. "Dad..."

"Kenapa? Sudah ada wanita lain yang kamu sukai?"

Rafael terdiam. Lidahnya terasa kelu. Dia tidak mungkin menyebutkan nama 'Victoria' di hadapan Ayahnya. Itu sama saja dia mengajak Gordon Derizcon untuk berperang jika pria itu sampai tahu siapa wanita yang beberapa menit lalu dia temui.

"R, kenapa kamu diam saja?" tanya Gordon dengan sebelah alis terangkat.

Rafael menghela napas, lalu menggeleng pelan. "Tidak ada wanita lain. Aku hanya merasa jika Ruby pantas mendapatkan pria yang lebih baik dariku."

Suit and Tie | ✅Where stories live. Discover now