SnT | Chapter 13 - Voicemail

12.4K 632 5
                                    

SnT Comeback!!!

Hello semuanya...

Maaf karena baru update SnT, pasti pada muak deh lihat author minta maaf mulu. Dan udah berbulan-bulan, masa SnT baru sampai chapter-13. 😅

Mau bagaimana lagi 👉👈. Author mau main lambat aja di SnT. Gak mau terburu-buru buat nyelesain. Takut menghilangkan feel gitu loh.

Kalian masih pada nungguin SnT, kan? 😳

Author benar-benar berharap banget SnT bisa menjadi cerita terbaik yang author bikin. Bukan maksudnya cerita lain tuh bukan yang terbaik. Semua cerita author terbaik buat author. Tapi kadang saat ke toko buku gitu, ada perasaan sedih gitu. Yang ada dibenak author itu gini "Kapan ya buku aku bakal dipajang kek gini? Dibeli dan disukai orang-orang."

Bisa bayangkan gak???

Author hanya berharap di tahun 2019 ini, salah satu karya author bisa terbit. 🙏

Happy Reading....

______________________________________

"Fine! Terserah kalau kamu mau percaya ataupun tidak. Tetapi, kamu tetap harus ikut aku pulang sekarang." Rafael berusaha meraih tangan Vic, tetapi gadis keras kepala itu langsung menepisnya.

"Aku sudah pulang. Ini adalah rumahku. Jadi, sebaiknya kamu yang pulang ke apartment mewahmu itu," tolak Vic mentah-mentah.

Emosi Rafael sudah memuncak. Dia paling anti jika harus berurusan dengan Vic yang keras kepala. Gadis itu selalu berhasil membuat kesabarannya habis.

"Baiklah kalau itu maumu. Jadi, jangan salahkan aku bila aku juga ikut pindah ke sini," ucap Rafael final yang sukses membuat kedua mata Vic terbelalak.

"APA?!"

👔👔👔

"Kamu hanya punya dua pilihan, ikut pulang bersamaku atau aku yang akan pindah ke sini."

Vic langsung menggelengkan kepalanya. "Jangan!"

Rafael hanya diam dan melipat kedua tangannya. Menunggu Vic menentukan pilihan. Sedangkan, Vic sendiri kebingungan. Dia menggigit jari telunjuknya sembari berpikir keras.

"Baiklah... Aku akan ikut denganmu tetapi, biarkan aku membereskan semua kekacauan ini terlebih dahulu."

Rafael masih diam. Dia merogoh saku celananya, menghubungi seseorang yang Vic tidak tahu siapa.

Vic membulatkan matanya saat mendengar Rafael memerintahkan seseorang untuk datang ke flat-nya. "Siapa itu, Monsieur?" tanya Vic hati-hati.

"Aku sudah memerintahkan orang untuk mengurus semua ini. Kamu bisa tinggalkan kuncinya kepada tetangga atau siapa pun yang kamu percaya." Rafael menyimpan kembali ponsel pintarnya kedalam saku celana dan menatap Vic intens.

"Tidak perlu sampai seperti itu! Aku masih mampu untuk membersihkannya sendiri."

Rafael menarik bagian tangan Vic yang terluka, membuat gadis itu meringis kesakitan. "See? Aku baru menyentuhnya sedikit saja kamu sudah kesakitan. Bagaimana jika luka ini bertambah parah jika kamu mengurus semua ini?"

Suit and Tie | ✅Where stories live. Discover now