SnT | Chapter 16 - Are you ready?

12.4K 587 6
                                    

Halo...

Apa kabar semuanya???

Pokoknya author akan usahakan untuk menjaga kestabilan cerita SnT. 💪

Apa maksudnya, thor?

Takutnya karena buru-buru dan terlalu excited pas ngetik SnT malah membuat apa yang sudah tersusun jadi hancur. Author sudah menentukan poin-poin penting apa yang harus dimasukkan ke dalam cerita ini. Takutnya author lupa atau labil dan akhirnya mengubah alur yang sudah ditetapkan. 👉👈

Author takut nantinya SnT tidak sesuai harapan dan akhirnya mengganggu di bagian ending-nya.

Pokoknya author akan lebih hati-hati dalam mengetik kisah Rafael dan Vic ini. Dengan demikian, author belum bisa menjanjikan jadwal update yang rutin. But, tetap usahain kok untuk sering update...

Harap sabar menunggu ya. 😅

Happy Reading 💕
______________________________________

"KAU AKAN MENYESAL, RAFAEL!!!"

Itulah kata-kata terakhir yang sempat Rafael dengar sebelum pintu dibelakangnya tertutup rapat.

"Awasi dia!"

"Baik, Tuan." sahut Brien cepat. Lalu, mengantar Rafael ke mobilnya.

👔👔👔

Rafael's penthouse. Paris—Perancis. 01:45 AM

Kedua mata Vic terbuka perlahan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kedua mata Vic terbuka perlahan. Dia baru sadar jika dia ketiduran. Vic mendudukkan tubuhnya dan bersandar pada kepala ranjang. Tenggorokannya terasa kering. Dia menoleh ke arah nakas di samping tempat tidur, namun ternyata gelasnya kosong. Vic menghela napas, beranjak turun dari ranjang dan berjalan keluar kamar. Saat hendak berjalan menuju pantry, telinganya menangkap suara erangan kesakitan dari arah pintu kamar Rafael. Kening Vic berkerut dan rasa penasaran menghinggapinya, bahkan Vic melupakan tujuannya keluar kamar.

Dengan perlahan, dia mendekati pintu kamar Rafael. Ternyata pintunya terbuka sedikit. Vic membelalakkan matanya saat melihat seorang wanita cantik yang tengah dicambuk oleh Rafael. Wanita itu dalam keadaan telanjang dan meringis kesakitan. Vic dapat melihat punggung wanita itu yang bergetar karena tangis, sekaligus menahan sakit.

Vic yang tidak tega, segera membuka pintu dengan lebar dan menghampiri mereka dengan kedua tangan terkepal. "Hentikan kegilaan ini, Rafael!"

Rafael menghentikan gerakannya, membiarkan alat cambuk itu melayang di udara. Dia menurunkan tangannya, kemudian berbalik menatap Vic yang tengah menatapnya tajam.

Suit and Tie | ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang