Chapter Fourty-Three

1.2K 57 0
                                    

Nathan's POV

Aku mendesah saat Joy meneriaki namaku diwaktu orgasmenya. Sialan! Ini tidak seharusnya terjadi. Ini adalah hal yang salah!

Joy menyeringai saat wajah nya mendapati ku tengah melamun, "Kau masih jago dalam urusan ranjang, Mr. Wade. Itu alasan kenapa aku sangat tergila-gila padamu." Ia ingin mencium ku, namun aku menghindar. Dengan cepat aku memakai kembali pakaianku yang ada dilantai. Setelah ini urusanku dengan Liam sialan itu selesai.

"Kau mau kemana?"

"Pergi. Urusanku denganmu sudah selesai, Joy."

Aku keluar dan disana sudah ada Liam dengan wajah kemenangan nya. Ia tertawa puas dan memberikan tepukan kecil.

"Puas kau brengsek?!"

"Santai, Wade. Kau seharusnya bahagia sehabis bercinta dengan Joy. Bukan kah kau menyukai saat-saat kau dipuaskan oleh nya, huh?"

"Tidak."

"Jangan munafik, dude. Siapa yang tidak akan tergoda dengan tubuh indah milik Joy, apalagi payudara nya yang sungguh besar itu. Aku bahkan sulit membayangkan diriku bercinta dengannya diranjangku."

"Maka, kau lah yang seharusnya bercinta dengannya, Liam. Kenapa kau repot-repot menyuruhku untuk bercinta dengan nya?!"

"Hanya ingin memuaskan kalian saja. Aku yakin Joy ingin sekali kembali bercinta denganmu setelah sekian lama. Dan aku yakin kau saat ini membutuhkan belaian dari Joy."

"Kau salah besar, Liam."

Joy keluar dari kamar dan menghampiri kami. Ia bergelanyut manja di lengan Liam sembari menatapku dengan cengiran puas.

"Urusan kita sudah selesai. Aku tidak memiliki hutang budi lagi denganmu. Ingat itu!" Aku melewati mereka berdua dengan sengaja menabrakkan bahuku pada bahu Liam.

Untung saja frat malam ini dalam keadaan sepi. Entah ini adalah keberuntungan untukku atau bukan. Saat aku keluar, aku melihat Gladys yang baru saja keluar dari mobilnya.

"Nathan, sedang apa kau disini? Dimana Anna?"

Sialan! Aku melupakan Anna. Pasti ia mencari ku seharian ini karena aku tidak memberikan kabar padanya.

Dengan terburu-buru aku masuk kedalam mobil dan mengambil ponselku. Belasan voicemail dan pesan banyak sekali masuk dari Anna. Aku sungguh merasa bersalah. Sekarang sudah hampir tengah malam, dan aku yakin ia masih ada di bar sialan itu.

Aku langsung melaju ke bar untuk menemui Anna dan menjelaskan padanya. Tentu saja bukan apa yang sebenarnya terjadi. Aku harus memutar otak untuk membuat alasan lain agar Anna percaya. Tapi apa?! Sialan!

Aku menelfon Anna namun ia tak menjawab. Kemana perempuan itu?

"Anna! Dimana kau?"

"Nathan, Anna--"

"Floyd? Kenapa kau mengangkat telfon ini? Dimana Anna?!"

"Anna ada dirumah sakit. Tadi aku ingin mengantar nya pulang, tapi ada insiden kecelakaan yang tampaknya disengaja oleh musuh bisnis ku."

The JERK From SEATTLEOnde histórias criam vida. Descubra agora