Chapter Four

3.3K 160 0
                                    

Aku berjalan kesana kemari siang ini. Cuaca cukup panas sehingga membuat aku harus berdiam diri disebuah cafe untuk membeli minuman dingin disana.

Saat cappucino dingin milikku tiba, aku langsung meminum nya. Ponsel ku berdering dan itu adalah Paman. Ya, dia sering menelfonku untuk menanyakan kabar aku dan Larry.

Aku mengangkat telfon dari Paman.

Kami berbincang banyak hal, mulai dari ia menceritakan bagaimana pekerjaan nya hari ini sampai giliranku menceritakan bagaimana keseharianku dan Larry.

Ia memutuskan untuk melanjutkan bertelfon nanti lagi, dikarenakan ia harus lanjut bekerja. Paman adalah kepala proyek disebuah perusahaan kecil. Dia mendapat tugas di Las Vegas dan mengharuskan nya tinggal berjauhan dengan Bibi Holly.

"Anna?!"

Aku memalingkan wajahku saat seseorang memanggil namaku. Saat aku mencari sosok tersebut, ternyata itu adalah Gladys. Ia duduk bersama beberapa teman laki-lakinya di sudut ujung belakang.

Dia menghampiriku dan langsung memelukku dengan erat, "Hei, Anna. Akhirnya kita bertemu lagi." Ucap nya girang.

Aku tersenyum lebar, "Ya, aku juga." Kami berbincang sedikit dan ia meminta nomor ponselku karena kemarin ia lupa untuk memintanya.

"Kau sedang apa disini?"

"Um, aku tadi coba mencari lowongan pekerjaan."

"Pekerjaan? Um, ayo ikut aku."

Ia menarik ku ke meja nya dan menghampiri teman nya disana. Aku merasa canggung saat semua mata tertuju padaku.

"Floyd! Kau pernah bilang padaku kalau kau membutuhkan pekerja di bar mu, bukan?"

Laki-laki yang di panggil 'Floyd' oleh Gladys menatap nya dengan memberi anggukan. Floyd menatap Gladys dan aku secara bergantian.

"Bagus sekali! Ini temanku, namanya Anna. Dia kebetulan sedang membutuhkan pekerjaan. Bisakah kau memberinya pekerjaan di bar mu?"

"Bar?" Tanyaku pada Gladys. Gladys mengangguk kecil.

"Jika dia mau, aku bisa memberinya pekerjaan itu."

Aku berpikir kembali. Ini adalah sebuah bar, dan bar identik sekali dengan alkohol dan lain hal. Aku tak pernah memasuki dunia semacam itu, aku sempat sekali mencoba alkohol saat di London dulu. Saat itu aku berada di pesta ulang tahun temanku. Hingga sekarang aku tak pernah mau mencoba alkohol lagi, rasanya begitu aneh.

"Ayolah, Anna. Terima saja."

Aku berpikir lagi. Mungkin ini tidak buruk. Bekerja disana bukan bearti aku harus mencoba minuman itu, bukan?

"Hm, baiklah. Aku menerima nya."

Floyd tersenyum kecil, "Malam ini kau sudah bisa bekerja."

"Malam?"

"Ya. Kau pikir bar ku buka saat pagi hingga sore? Jangan konyol, Anna."

Aku tertawa kecil. Tepatnya menertawakan diriku sendiri. Bodoh kau, Anna. Tentu saja kau bekerja saat malam hari.

Salah satu laki-laki berambut keriting berdehem pelan, "Gladys? Apakah kau tidak berminat memperkenalkan teman wanita mu itu pada kami juga? Sungguh beruntung Floyd dapat berkenalan dengannya." Ucap pria itu.

"Ah baiklah, Jack. Um, Anna. Ini adalah Jack. Dan disebelahnya itu adalah Harris. Mereka semua adalah teman bermainku."

Aku memberi senyum kecil kepada mereka. Jack menyodorkan tangannya untuk aku sambut. Aku menyambutnya. Namun terasa aneh, dia tidak melepaskan tanganku dalam waktu lama.

The JERK From SEATTLEWaar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu