Chapter Twenty

2.2K 103 2
                                    

Setelah menunggu lama, akhirnya mereka memasuki putaran terakhir. Inilah yang ditunggu-tunggu siapa kah yang akan memenangkan balap kali ini. Ku dengar yang menang akan mendapatkan uang sebesar 3000 dollar dan seorang jalang yang siap mereka miliki. Bagaimana jika nanti Nathan menang? Apakah Nathan akan meniduri jalang itu?

Aku sontak menggeleng untuk menepis pikiranku. Lagipula jika iyapun, aku tidak berhak untuk melarang nya. Aku bukanlah siapa-siapa nya. Dari kejauhan aku melihat sorot lampu, semua orang sudah meneriaki nama Nathan dan Liam. Aku sepertinya bisa menebak siapa yang bernama Liam. Jika diliat dari tadi, Nathan selalu berselisihan dengan seorang laki-laki brewokan, tampaknya masih seumuran dengan Nathan. Ia tampan, tapi kurasa dunia Nathan seperti ini tidak lah menjamin orang disekitarnya adalah orang-orang yang 'baik'. Saat aku melihat mereka semakin dekat dengan garis finish, aku semakin berharap Nathan akan memenangkan lomba ini.

Dan yap!

"Wohoo!! You are the king bro!!" Teriak Harris lantang saat Nathan melepaskan helm nya dan semua orang mengelilingi dirinya untuk mengucapkan selamat. Gladys membawaku kesana dan aku mengucapkan selamat padanya dan ia tersenyum kecil padaku.

"Yo, Liam. Haha, kau kalah kali ini, dude." Jack menepuk punggung Liam sembari tertawa kecil.

Aku melirik Liam dan ia ternyata tengah menatapku dan menghampiriku, "Aku tak pernah melihatmu disini." Ucapnya. Aku sedikit merasa canggung, tapi aku sangat berterimakasih karena Gladys menjawab nya dengan cepat, "Um, yeah. Dia teman baru kami. Ada masalah, Liam?" Liam menggeleng sembari memberikan smirk diwajahnya. Aku tidak suka dengan smirk nya itu. Terlihat aneh dan mengerikan.

"Aku Liam. Kau?"

"Anna." Itu bukan aku. Yeah, maksudnya itu memang namaku. Tapi bukan aku yang menjawab. Aku menatap Nathan yang sudah berdiri diantara aku dan Liam. Ia membelakangiku dan aku tak tau bagaimana ekspresi Nathan saat ini.

"Aku bertanya padanya, bukan kau, Mr. Wade."

"Dia sedang sariawan." Apa?! Bisa-bisanya Nathan mengatakan aku sedang sakit sariawan.

"Benarkah? Kelihatannya dia baik-baik saja, bukan begitu Anna?" Ia melirik ku dari balik tubuh Nathan. Saat aku ingin menjawab, Nathan malah langsung menarik ku menaiki motornya.

"Kita mau kemana?" Tanyaku heran, "Pulang." Jawabnya. Aku merasakan nada bicara Nathan sudah terdengar aneh. Floyd dan yang lainnya menatapku dengan tatapan bertanya dan aku hanya bisa mengidikkan bahuku.

"Hei, dude! Haha, apa masalah nya dirimu dengan wanita itu? Biarkan aku berbicara dengannya." Ucap Liam saat Nathan memakai helm nya. Ia tak membalas ucapan Liam dan langsung menghidupkan mesin motornya lalu melaju kencang, "Pegangan." Aku mendengar Nathan memintaku untuk berpegangan dengannya, sontak aku langsung memeluk pinggang nya dengan kuat.

Disepanjang jalan pulang aku dan Nathan tak saling berbicara. Ia hanya diam dan mengendarai motornya dengan sangat kencang. Apa Nathan marah pada Liam karena Liam mencoba berbicara denganku? Tapi, apa salahnya? Liam dan Nathan berteman, apa aku tidak boleh berteman dengan nya?

Saat kami tiba dia dengan cepat turun dari motor nya dan langsung naik ke lantai atas. Ia membanting helmnya saat kami sudah tiba di dalam. Aku terkejut.

"Nathan? Ada apa?"

"Tidak, Anna."

"Katakan, Nathan. Kau terlihat aneh."

Ia membalikkan tubuhnya untuk melihatku, "Apa aku terlihat aneh? Lihat dirimu. Pakaian mu! Kau tak biasanya berpakaian seperti ini."

"Gladys yang meminjamkan bajunya padaku."

The JERK From SEATTLEWhere stories live. Discover now