Chapter Twenty-Five

2K 86 0
                                    

Dia mencium bibirku dengan lembut dan tak seperti biasanya. Tidak ada nafsu di ciuman kami seperti kemarin ia mencium ku. Aku membalasnya hingga lidah Nathan mencoba masuk ke dalam mulutku dan aku mengizinkan nya. Lidah kami saling bertautan dan saling menjelajah satu sama lain. Tangan nya berada di sekitaran pinggang ku dan mencoba untuk tetap membuatku dekat dengannya.

Sungguh Nathan adalah laki-laki yang sangat pandai berciuman sejauh aku berciuman dengan mantan-mantan kekasihku. Aku tak pernah berciuman sepanas ini, holly shit.

"I wanna to fuck you. Do you?"

"I don't know, Nathan. Aku tidak pernah melakukan lebih dari berciuman." Ucapku malu. Sungguh setelah mengetahui penyebab Bipolar yang ia alami, rasa takutku sedikit berkurang.

"It's ok, baby. Aku akan melakukan nya dengan pelan. Yeah?"

Entahlah. Apakah keperawananku akan menjadi milik Nathan? Aku menatap manik matanya sangat lama. Aku sangat suka matanya yang menatapku tajam.

"Baby.."

"Um, ok. But do it slowly, ok?"

Nathan tersenyum lalu mengangguk. Ia kembali menciumku sembari membawa tubuhku berbaring diatas ranjang. Kali ini ia menjamah tubuhku dengan izinku, ah, sialan. Apa kali ini aku benar-benar mengakui kalau aku adalah perempuan murahan?

Maybe, i don't care. Aku menginginkan Nathan. Sejak awal. Sejak mata kami bertemu. Ada sesuatu di diri Nathan yang membuatku penasaran. Ada suatu hal yang menarik ku padanya. Ia memiliki kharisma tersendiri bagiku. Dan lihatlah sekarang, aku berada di bawah tubuhnya dengan dirinya yang menjamah tubuhku dari atas hingga bawah. Pakaian ku bahkan sudah terlepas entah sejak kapan. Aku tak dapat fokus pada diriku sendiri dan aku hanya fokus merasakan setiap sentuhkan bibir lembut Nathan di kulitku.

"Ready?"

"Not now. Bisakah kau membuatku relax?"

"Tentu." Dia meninggalkan tanda kemerahan lagi di sekitaran payudaraku. Tangannya dengan pelan berada di sekitaran dadaku untuk menyentuhnya. Aku sedikit mendesah dan aku terkejut.

Nathan's POV

Lihat tubuh indahnya ini. Aku bahkan sudah tak sabar untuk langsung memasukinya. Aku menciumnya berulang kali dan ia sering mendesah karena sentuhan-sentuhan tanganku di payudara nya.

Aku melepas celana dalam miliknya dan mencium perut nya perlahan area sensitif nya.

"Nathan.." Desah nya. Ia memejamkan matanya dan tangannya meremas rambutku sejak tadi.

"Open your eyes, Anna."

"No."

"Open, Anna."

Ketika ia membuka kedua matanya ia melirik kebawah dimana lidahku sudah bermain di area sensitif nya. Dengan perlahan aku memasukkan satu jariku kedalam miliknya dan ia sedikit terkejut hingga membuat ia mendesah.

"Does it hurt, baby?"

"No.."

"Two fingers, ok?" Dia mengangguk sembari kembali menutup matanya. Aku tak percaya wanita secantik Anna masih menjaga keperawanan nya. Apa semua mantan kekasihnya tak ingin menidurinya? Atau mereka seorang gay?

"How does it feel?"

"Amazing.

"What? I can't hear you, baby."

The JERK From SEATTLEWhere stories live. Discover now