Chapter Twenty-Four

2K 96 1
                                    

Nathan's POV

Aku membanting semua barang yang ada di dekatku. Kenapa Anna begitu takut padaku hingga dia tak ingin kembali kerumah ini? Sialan. Dia malah memilih tinggal bersama Floyd dan bukan aku!

"Tuan!" Leah meneriaki namaku saat aku menumbuk meja kaca hingga membuat buku-buku jariku menjadi luka dan berdarah.

"Pergi, Leah." Husirku. Dia berhenti melangkah dan wajahnya terlihat cemas. Tapi ia mendengarku untuk pergi.

Kenapa aku bisa kembali seperti ini? Aku tak ingin temperamen seperti ini. Irene, andai kau masih disini. Aku pasti tak akan menjadi seperti ini lagi, sayang.

"Argh!!!"

Anna's POV

"Bagaimana? Kau suka?"

Aku mengangguk sembari tersenyum. Aku memperhatikan kedalam air yang sangat bening ini, sungguh pemandangan nya sangat indah. Bagaimana bisa Floyd belum menikah, padahal kehidupan nya sudah sangat mapan. Dia tampan, baik, dan berkharisma.

Leah Calling..

Floyd menatapku sejenak saat aku mengangkat telfon dari Leah.

"Leah? Ada apa?"

Aku terkejut saat Leah memberitahukan ku tentang kondisi rumah. Nathan sangat kacau dan ia menghancurkan segala benda disana. Hingga melukai dirinya sendiri.

"Bisakah kau kesini untuk menenangi nya?"

"Um, entahlah Leah. Aku tidak yakin aku bisa." Aku menatap Floyd sejenak dan ia tengah menatapku juga.

"Dia sangat kacau, Anna. Aku yakin kau bisa menenangi nya."

"Baiklah, aku akan kesana."

Saat aku mematikan telfon kami, Floyd langsung bertanya apa yang terjadi. Aku menjelaskan semuanya dan ia bersedia menemaniku balik ke rumah Nathan.

Kami segera menepi dan bersiap-siap untuk pergi kerumah Nathan. Semoga aku bisa berbicara dengannya, bagaimana pun aku lah yang membuatnya seperti sekarang. Mungkin.

"Apa kau yakin akan masuk sendirian?"

"Aku yakin aku tak apa-apa, Floyd. Kau tunggu saja disini." Floyd mengangguk dan aku segera keluar untuk masuk ke lantai paling atas. Saat tiba didepan pintu nya aku berdiri sejenak sebelum memberanikan diri untuk masuk.

Aku mencoba membuka pintu nya ternyata tidak dikunci. Dari pintu saja semua barang sudah berserakan dimana-mana. Rumah ini seperti kapal pecah yang tak bisa aku bayangkan sebelumnya.

"Anna." Wajah Leah terlihat senang saat melihat aku datang. Aku yakin dia sudah ketakutan melihat sikap Nathan yang sangat emosional.

"Leah, dimana dia?"

"Ada di kamarnya."

Aku mengangguk lalu berjalan naik ke kamarnya. Aku mencoba mengetuk pintu kamar dan ternyata tidak terkunci, jadi aku memutuskan untuk langsung masuk. Hancur. Itulah definisi yang dapat aku katakan setelah melihat kamarnya. Aroma tubuh Nathan sangat tercium di kamar ini, seperti biasa.

The JERK From SEATTLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang