Chapter Six

3K 146 1
                                    

Ini sudah kesian hari aku bekerja. Dan sejauh ini aku cukup nyaman, walau tak jarang ada yang mencoba menggodaku. Tapi aku tak anggap itu serius. Mereka mabuk, apa yang bisa dilakukan oleh orang mabuk selain menggoda?

Malam ini tampaknya sepi. Ini adalah weekday, hanya beberapa remaja dan orang tua yang mampir kesini hanya untuk sekedar berbincang dengan teman-temannya.

Aku yakin nanti tepat tengah malam pasti akan ramai oleh orang-orang yang mencari kepuasan. Dilantai atas ada beberapa jalang. Ya, kau bisa bayangkan disini Floyd mempekerjakan beberapa jalang cantik.

Theo pernah bercerita padaku jika itu hanyalah untuk kelas VIP dan VVIP. Biasanya relasi atau orang yang memiliki uang banyak lah yang menyewa jasa para jalang itu. Aku cukup merasa geli melihat pekerjaan para wanita itu, apakah tidak ada pekerjaan lain selain harus menjual diri?

Bahkan membayangkan aku harus memuaskan hasrat para lelaki saja, aku mual. Ya, aku tau. Aku tentu saja akan memuaskan hasrat suamiku kelak, tapi tetap saja. Aku hanya pernah berciuman dan tidak lebih. Bahkan mantanku dua tahun silam tidak berani macam-macam denganku. Dia pria baik, sangat baik. Tapi kami harus berpisah karena ia harus melanjutkan pendidikan nya di Jepang. Dan aku tidak bisa menjalani hubungan jarak jauh.

"Anna."

Aku tersadar saat Floyd memanggilku, "Ya? Ada apa? Apa kau butuh sesuatu?" Floyd menggeleng.

"Aku hanya ingin mengajakmu berkumpul dengan yang lainnya. Gladys memintaku untuk membiarkan mu beristirahat sejenak."

Aku tertegun. Berkumpul dengan yang lain? Apakah disana ada Nathan? Hiks. Lagipula tidak ada urusannya keberadaan Nathan dan kau, Anna. Jangan bermimpi untuk kau bisa berteman dengan pria dingin itu.

"Bagaimana?"

Aku mengangguk, "Tapi apakah ini adil jika kau memperlakukan ku seperti ini? Maksudku-"

"It's ok. Ini tempatku dan aku ada lah bos nya. Siapa yang berani menentang ku disini, hm?"

Ya, dia benar. Akhirnya aku mengikutinya naik ke lantai dua dan masuk ke sebuah ruangan. Tampaknya ini adalah ruang VVIP dimana menjadi ruangan pribadi Floyd jika datang kesini.

Didalam tidak terlalu ramai. Disana ada Jack, Harris, Gladys, Patrick, dua wanita yang tak aku kenal, dan satu jalang yang aku tau namanya adalah Patricia. Untuk apa dia kemari? Apa dia sedang menjalankan pekerjaan nya?

"Anna!" Sahut Gladys. Ia menarik ku untuk duduk disebelahnya.

Jack mulai mengeluarkan beberapa gombalan nya padaku dan aku hanya tersenyum kecil. Tidak mungkin aku menampakkan ketidaksukaan ku padanya, bukan?

"Kelly, Lisa. Perkenalkan dia adalah teman baruku. Namanya Anna."

Kelly memiliki rambut blonde dan Lisa brunette. Rambut yang indah dan mereka sangat cantik.

"Ternyata kau yang namanya Anna, huh? Jack sering kali menyebut namamu."

Benarkah? Mataku tertuju pada Jack yang hanya memasang wajah datar. Tapi aku melihat pipinya yang sedikit merah karena malu.

Saat Harris hendak bicara, pintu terbuka tiba-tiba. Dan dari sana muncullah laki-laki yang sedari tadi aku cari. Sejak pertama mata kami terkunci sore itu, sosok Nathan membuatku penasaran.

"Kau terlambat, Nathan." Ucap Kelly. Kelly langsung menghampiri Nathan dan mengelus pipi laki-laki itu. Mata Nathan menatapku hingga ia duduk di seberang ku.

"Aku ada sedikit urusan." Jawabnya.

"Baiklah, ayo kita mulai permainannya."

Permainan? Aku menatap Gladys untuk meminta penjelasan permainan apa yang Floyd maksud?

The JERK From SEATTLEМесто, где живут истории. Откройте их для себя