Chapter Twenty-Three

2K 88 2
                                    

Setelah kejadian dimana Nathan menjemput ku untuk balik lagi ke rumah nya, Floyd tiba-tiba ada dirumahku. Aku masih tidak tau dari mana ia tau rumahku tapi aku sangat beruntung dia datang.

Aku memilih ikut pulang dengan Floyd kembali ke rumah nya. Aku masih belum siap untuk berdekatan dengan Nathan semenjak malam itu. Semenjak hari itu, Floyd masih tidak berani bertanya ada apa antara aku dan Nathan. Aku mungkin akan menceritakan padanya, jika aku siap.

Cukup lama tinggal di rumah Floyd cukup membuat aku merasa lebih baik. Apalagi Sheila selalu menemaniku dan membuat lelucon hingga kami tertawa terbahak-bahak.

Ring.. Ring..

Nathan Calling..

Ini kali ketiga ia menelfonku hari ini. Bahkan setelah beberapa minggu belum cukup untuknya berhenti memintaku kembali.

"Hei, Nathan."

"Anna. Akhirnya kau mengangkat telfon ku. Dimana kau?"

"Di suatu tempat."

"C'mon. Kau dimana?"

Aku mendengus pelan, "Dirumah Floyd."

"Apa yang kau lakukan disana?"

"Kau tak perlu mengetahui apapun yang aku lakukan, Nathan."

Nathan terkekeh pelan, "Apa kau lupa apa yang kau lakukan padaku dulu? Kau mencoba masuk kedalam hidupku, Anna. Dan inilah konsekuensi nya."

"Apa maksudmu?"

"Yeah, ini yang kau mau bukan? Terus berada di dekatku? Tau semua tentang dan apa yang aku lakukan?"

"Bukan seperti itu, Nathan. Dulu aku hanya.."

"Hanya apa? Aku tak menerima alasan mu, Anna. Yang aku tau kau sudah masuk ke dalam hidupku dan aku tak akan membiarkan kau keluar."

"Apa mak-"

"Tunggu disana, aku akan menjemputmu."

Saat aku ingin menjawab, Nathan langsung mematikan telfon nya. Aku tak habis pikir dengan jalan pikirannya. Kenapa, ada apa, dan bagaimana dia bisa menjadi seperti ini. Apa aku harus cari tau tentang ini pada Loren?

"Anna?" Floyd mengibaskan tangannya di depan wajahku. Aku menatap nya yang sudah mengenakan pakaian rapi namun santai.

"Ya?"

"Kenapa kau melamun?"

"Nathan akan kesini." Jawabku sembari menunduk.

"Apa dia tau kau disini?" Aku mengangguk. Floyd menghela nafas nya, "Dia selalu seperti itu sejak dulu. Tak pernah berubah."

"Apa maksudmu?"

Floyd ikut duduk di sofa yang tak jauh dariku, "Yeah, kau tau seberapa temperamen nya dia? Dia selalu memaksa kami jika dia ingin."

"Um, Floyd? Bisa aku bertanya sesuatu?" Floyd mengangkat alisnya, "Apa Nathan dan Liam berteman?"

Floyd terlihat terkejut, "Kenapa kau bertanya seperti itu?"

The JERK From SEATTLEWhere stories live. Discover now