Sinopsis

1.6K 130 22
                                    


"Apa sebegitu buruknya gua di mata lo? Sampe-sampe biar balas ucapan gue gak bisa?" Tanya Nauna

"Gak penting."

Kaget dengan jawabannya, hatinya kini berdenyut, genggaman Nauna di lengan orang itu kini melonggar.

"Gak usah ngejar gua," ucapnya lagi.

"Hah?"

Menghela napas, lalu berucap dengan tenang, "Kalau gue bilang, gua yang kirimin virus di laptop lo, apa lo masih ngejar gue seperti ini?"

Genggaman dilengannya kini terlepas. Ekspresi terkejut Nauna tak hilang dari wajahnya. Dan ini adalah kata-kata terpanjang yang keluar dari bibir laki-laki itu.

"Jawabannya udah jelas di wajah lo," kemudian berbalik, meninggalkan Nauna yang masih terkejut. Perasaannya bercampur aduk. Senang dan bahagia karena foldernya kembali normal, yang artinya bulan ini ia bisa skripsi. Marah dan sedih karena ternyata dia adalah pelaku dari semua masalah yang terjadi padanya.

Tapi kenapa dari semua orang harus dia pelakunya? Ia harusnya benci orang itu, tapi sepertinya ia tak bisa.

Wajahnya mengkerut sedih, ia menggigit pipi bagian dalamnya, berusaha menahan tangisnya.

'Kenapa harus dia?'

.

LANJUT?

Vote dong wkwk.

Trouble Hacked ✔️Where stories live. Discover now