He

279 39 1
                                    

"ELUUUU!?"

Nauna berteriak saking kagetnya melihat sosok lelaki jangkung berdiri dihadapannya, menatap dirinya dengan wajah datar dan tenang.

Sekilas ingatan tentang kejadian dirinya hampir dicium di bilik Wc berkelebat di kepalanya.

Mata Nauna bergerak menjelajahi wajah lelaki itu takut kalau ia salah orang. Tapi ketakutannya tidak berguna, malahan sepertinya dia adalah lelaki yang sama.

Karena waktu itu Nauna pusing, pikirannya kosong dan tak bisa berpikir apa-apa berhadapan dengan situasi antara hidup dan mati jadi, ia tidak sempat memerhatikan wajah lelaki itu dengan seksama, yang ia tandai adalah rambut yang curly dan postur tubuh yang bisa dibilang sedikit kekar.

Namun melihat wajahnya dalam jarak yang dekat, Nauna baru menyadari ternyata lelaki ini blasteran dan dia sangat tampan. Untuk kali pertamanya ia percaya dengan ucapan mamahnya.

Melihat lelaki itu terlampau tenang dan hanya dia yang terkejut. Nauna akhirnya membuka suara setelah sekian lama saling menatap.

"Lu tinggal disini?"

Lelaki tersebut tidak menggubris dan hanya melirik kotak makanan yang sedang dipeluk oleh Nauna.

Ia menunjuk pakai dagu, "buat gue?"

Nauna menggeretakkan gigi, marah karena pertanyaannya tidak digubris. Nampaknya lelaki dihadapannya hanya memasang wajah tenang yang membuat Nauna jengkel.

"Lu budek ya? Gue nanya, lo nanya balik. Apa-apaan ekspresi lo, kek manekin aja yang dipajang ditoko."

Jangan bilang, Nauna sangat kesal sekarang berhadapan dengan lelaki ini. 'Cih apanya yang tampan, mukanya aja kek gini bikin jengkel.'

Melihat lelaki itu hanya menyimak dan tetap memasang wajah tenang membuat Nauna frustasi.

"Apa perlu gue ajarin? Nih ya, kalau ada orang bertamu senyum kek, disapa kek, dan dijawab pertanyaannya kalau ditanya."

"Gue berusaha tersenyum," lelaki itu dengan cepat menjawab.

'Apa!? berusaha tersenyum dia bilang? Gk masuk diakal'

Nauna hanya tersenyum sedih melihat lelaki dihadapannya, lelaki itu masih tetap memasang wajah tenang seperti tadi tanpa adanya setitik perubahan apapun

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Nauna hanya tersenyum sedih melihat lelaki dihadapannya, lelaki itu masih tetap memasang wajah tenang seperti tadi tanpa adanya setitik perubahan apapun.

"Lu pergi deh ya coba bercermin dan coba liat wajah lo itu, coba senyum apa itu bisa dibilang senyum, kalau muka lo masih enteng-enteng aja."

"Gue gak pernah bercermin." Ungkapnya jujur

'Ada apa dengan lelaki ini? Apa lelaki ini gila ya? Apa tamparannya waktu itu membuat lelaki itu menjadi seperti ini? Sepertinya tidak.'

Karena lelah berbicara yang tidak ada hasilnya, tanpa membuang-buang waktu Nauna menyerahkan kotak makanan itu pada lelaki dihadapannya.

Trouble Hacked ✔️Where stories live. Discover now