One step closer

240 32 5
                                    

Jangan lupa teken bintangnya 👀
.
Btw aku ngetik-nya pas-pas ngantuk, harap maklum ya kalau ada typo dan kata yang kurang jelas.

Wkwk

. Selamat Membaca .

Suara skateboard yang saling bergesekan dengan aspal, bergerak menghantarkan Rans di depan kedai kopi kecil.

Darah yang bermuncratan di dinding serta kaca kedai itu, sudah hal yang tabu bagi Rans.

Biasanya darah itu berasal dari penyusup yang berpura-pura sebagai anggota asosiasi, karena mengatakan kata sandi yang salah, maka penyusup itu dibunuh saat itu juga, tanpa ada-nya belas kasih.

Tanpa memedulikan yang terjadi di kedai itu, Rans manggandeng skateboard-nya lalu melangkah ke dalam kedai tersebut. Tampak seorang waitress sedang membersihkan katana-nya yang berlumuran darah. Rans terlihat tenang dan santai saja ketika menunduk, terlihat potongan tubuh yang berserakan di lantai.

Tidak ada-nya orang yang berlalu-lalang, sepertinya aksi waitress tersebut cukup melegakan. Cocok, kalau kedai ini ditempatkan diantara pepohonan dan jauh dari pemukiman penduduk.

Hanya segelintir orang saja yang singgah untuk beristirahat di kedai ini itupun hanya orang yang lewat saja. Lalu dilayani secangkir kopi, dengan kualitas yang menakjubkan, maka tak heran rasanya sangat cocok di tenggorokan.

Tetapi jangan coba-coba sembarangan mengetuk meja bar ini. Jika mencoba-nya maka, kamu akan dilayani oleh sebuah katana sang waitress dan secapat kilat membelah tubuh mu menjadi dua bagian hingga beberapa bagian.

Suara ketukan bar yang berasal dari Rans, mengalihkan perhatian waitress yang sedang membersihkan masalah di kedai ini.

Mendengar ketukan khusus dari Rans atau bisa dibilang ketukan morse, ia pun menerbitkan sebuah senyuman hingga mata-nya menyipit.

Jika ia orang biasa sudah pasti ia dibunuh saat ini juga. Orang yang mengerikan. Tak heran kalau paman-nya mengerjakan iblis yang tak punya hati itu disini. Ralat, dia juga sama brengseknya sama orang-orang di asosiasinya.

"Master." Ucap Rans, ketika waitress berada di hadapannya, memberi kode, 'kata sandi'.

Seperti biasa ia diantar hingga menuju pintu hitam tersembunyi, waitress menginjak sesuatu dibalik alas kaki, lalu muncul-lah sebuah jeruji besi yang menjadi lift menggantikan tempat kosong itu.

Waitress meninggalkan sebuah senyuman lalu mengucapkan sepatah kata hingga tubuh waitress itu menghilang dari hadapannya, karena jeruji besi ini membawanya turun kebawah. Ia pun mulai memakai topeng-nya, untuk menyamarkan identitas-nya.

Hingga lift yang ia naiki berhenti, dan dengan cepat melangkahkan kaki-nya menuju ruang sang-paman.

Sesampainya, ia pun bertanya pada seorang penjaga laki-laki yang mengenakan topeng kelinci penuh darah, sedang berdiri tegak disamping pintu berwarna merah, sudah jelas pintu itu adalah ruangan paman-nya, "Ketua ada?"

Mengenali penanya, penjaga tersebut tiba-tiba menegakkan tubuh-nya, "ketua sedang tidak ada, tuan muda."

Jangan heran sang penjaga memanggil ia 'tuan muda' karena sudah pasti ia sangat diketahui disekitar sini. Sebenarnya ia malas dipanggil seperti itu, tapi paman-nya lah yang menyuruhnya agar terbiasa, yasudahlah.

Trouble Hacked ✔️Where stories live. Discover now