37

2.9K 194 29
                                    

Annyeong! Tandai yang typo ya!

*****

"Lo gimana sih?! Harusnya lo yang pacaran sama Sena, bukan Daniel!"

Ong menghembuskan napas kasar. "Lo kira gue nggak nyoba?! Gue juga udah mati-matian deketin Sena!"

Nayeon menjambak rambutnya frustasi. "Gue nggak mau tahu, lo harus dapetin Sena sebelum pensi," ucap Nayeon menuntut.

Ong menggigit bibir bawahnya, menimbang-nimbang. "Pensi? Kapan?"

Nayeon menyisihkan rambut yang menutupi wajahnya. "Gue denger sebulan atau dua bulan lagi, sekarang anak OSIS lagi rapat."

Ong mengerutkan keningnya. "Nggak secepet itu lah, Nay! Sena nggak segampang itu."

"Ya karena itu lo butuh gue!" seru Nayeon sambil melipatkan kedua tangan di depan dada.

"Tapi-"

"Niat bales dendam nggak? Kalau lo nggak mampu, biar gue yang habisin Sena sendiri!" teriak Nayeon sambil berjalan meninggalkan Ong.

Ong segera menarik tangan Nayeon, mencegahnya pergi. "Oke, gue bisa. Tapi jangan apa-apain Sena."

Nayeon terkesiap dan kemudian membuang napas kasar. "Jadi udah mulai suka beneran sama Sena?" tanya Nayeon sambil mengeluarkan senyum miringnya.

Ong mengatupkan bibirnya. "Nggak, gue cuma nggak mau ada kriminalitas."

Nayeon mendecih. "Alay lo! Udah gue mau balik. Inget, sebelum pensi!" ucap Nayeon sambil berlalu meninggalkan Ong.

Baru beberapa langkah, "Nay!" panggil Ong.

Nayeon menghentikan langkahnya dan memutar badan menghadap Ong. "Apa?"

Ong menatap Nayeon ragu.

Nayeon menaikkan salah satu alisnya bingung. "Kenapa?"

Ong menghela napas pelan. "Lo tahu Hera?" ucap Ong pada akhirnya.

Nayeon memiringkan kepalanya. "Nggak. Siapa?"

Ong berjalan mendekati Nayeon. "Cari tahu. Mungkin lo bisa pakai dia buat ngelancarin rencana kita," ucap Ong sambil berlalu meninggalkan Nayeon yang berdiri dalam diam, dengan kebingungan di pikirannya.

"Hera?" gumam Nayeon.

*****

"Hunie! Nanti mau jalan-jalan sama Daniel boleh?"

Jihoon menaikkan salah satu alisnya. "Lo minta izin gue banget nih?" tanya Jihoon setengah berteriak.

Saat ini Jihoon dan Sena sedang dalam perjalanan pulang ke rumah. Karena naik motor dan menggunakan helm membuat Jihoon tidak begitu mendengar ucapan Sena.

"Iya, gue ngajak lo sekalian!" ucap Sena ikut berteriak.

"Hah? Nggak salah denger gue?!"

Perjalanan menuju rumah Jihoon sudah dekat.

"Mau ya?!"

"Gila lo? Nggak ah! Jalan sendiri sana!"

"Jadi boleh?"

Sena dan Jihoon akhirnya tiba di rumah Jihoon. Sena turun dari motor, begitupun Jihoon.

"Iya, jangan malem-malem pulangnya," ucap Jihoon tepat saat ia melepas helmnya.

"Yes!" seru Sena girang.

Ekspresi mereka tiba-tiba berubah bingung saat ditemukannya sebuah mobil yang terparkir tepat di depan rumah Jihoon.

Bad Boy | Kang Daniel [COMPLETED]Where stories live. Discover now