20

5.7K 356 29
                                    

Kehidupan persekolahan dimulai.

Setelah menjalani tiga hari masa MOS yang dipenuhi dengan drama bagi Daniel dan Sena, akhirnya kehidupan aslipun dimulai.

Daniel baru saja memarkirkan mobilnya di tempat parkir biasa.

Oh, untuk yang bertanya, bukannya Daniel orang yang tidak taat aturan atau apa, tapi usianya sudah cukup umur untuk membawa mobil sehingga sekolahpun tidak bisa melarang.

Daniel baru saja turun dari mobil dan berjalan menuju sisi lain mobil, bermaksud untuk membukakan pintu bagi penumpang yang sedari tadi ikut dengannya.

"Ngapain lo?" tanya Sena dengan kedua alis tertaut, heran kenapa tiba-tiba Daniel berjalan ke arahnya.

Daniel terkesiap. "Ekhem," ucapnya menirukan orang yang sedang batuk lalu menggaruk lehernya yang tidak gatal.

Sena memicingkan matanya kemudian sedetik kemudian merubah ekspresi wajahnya seakan tahu sesuatu.

"Woah! Gue peringati ya, nggak usah sok romantis-romantisan sama gue!" ucap Sena ketus sambil membenarkan tas sekolahnya kemudian berjalan melewati Daniel.

Jujur saja, ia masih kesal dengan Daniel yang terus-terusan mengombang-ambing perasaannya selama tiga hari.

Dan ujung-ujungnya pernyataan bahwa Daniel hanya menyayangi Hera sebagai adik, sungguh menjatuhkan harga diri Sena.

Tunggu, bukannya harusnya Sena senang?

Langkah Sena kemudian berhenti secara tiba-tiba. Membuat Daniel yang mengikuti di sampingnya ikut terkesiap.

Sena memalingkan wajahnya ke samping sambil menatap Daniel tajam. Sedangkan Daniel hanya melebarkan matanya. Apa yang akan Sena lakukan dengan pacarnya yang tampan dan imut ini?

"Haish!" teriak Sena sambil mencubit pipi Daniel kasar.

"A-ah! Aduh!" keluh Daniel sambil memegangi pipinya yang dicubit dengan tidak berperike-'Daniel'-an oleh Sena.

Setelah puas, Sena kemudian dengan langkah besar kembali meninggalkan Daniel. Melihat itu, Daniel terburu-buru mensejajarkan langkahnya dengan Sena.

Daniel dan Sena saat ini berjalan dari pintu masuk sekolahnya menuju ke papan pengumuman untuk melihat pembagian kelas.

Saat ini mereka menginjak kelas 12, yang berarti itu adalah tahun terakhir sekolah.

Fakta tersebut membuat Sena girang setengah mati.

Dibalik Sena yang sedang diliputi perasaan bahagia, lain halnya dengan Daniel yang dongkol setengah mati.

Bukan karena fakta kalau mereka sebentar lagi lulus, tapi karena fakta bahwa Daniel tidak sekelas dengan Sena.

Daniel membuang napas takjub masih sambil memandangi papan pengumuman.

"Wah lo nggak sekelas sama ibu negara ya? Sangat amat disayangkan ya," ucap Daehwi yang muncul entah dari mana, dan dengan jelas mengetahui penyebab wajah muram Daniel pagi ini.

Kemudian muncul Jihoon dan Jisung yang tanpa dikomando sudah menepuk-nepuk bahu Daniel di masing-masing sisinya.

"Gue paham kok," ucap Jisung sambil mengangguk-angguk.

Mata Jihoon berkeliaran mencari sosok yang sedari tadi dicarinya. Kemudian wajahnya terpaku di satu titik. "Sen! Kelas berapa lo?" suara Jihoon membuat banyak anak, termasuk anak kelas 10 memalingkan wajah ke arahnya.

"IPA 1! Lo juga kan?" ucap Sena antusias.

Jihoon mengangguk lalu kemudian tanpa sengaja matanya menangkap wajah Daniel yang menatapnya tajam sehingga membuatnya terkejut.

Bad Boy | Kang Daniel [COMPLETED]Where stories live. Discover now