7

11.3K 781 59
                                    

[18+ sangat tidak disarankan untuk dibaca oleh pembaca di bawah umur]
Nb: Hard content, boleh skip untuk tidak membaca dan tunggu next partnya.

.

.

.

Sena terbangun karena merasa tubuhnya sangat pegal. Seperti ada sesuatu beban yang menindihnya sampai ia sendiri susah menggerakkan tubuhnya.

Dan ternyata, Daniel yang menindih Sena. Ia merebahkan kepalanya di sela-sela leher Sena dengan tangannya yang memeluk Sena dari belakang.

Sena mendengus sambil berusaha menarik tangan besar Daniel dari perutnya.

"Daniel, bangun."

Daniel hanya bergumam. Bukannya melepas tangannya, ia malah semakin mengeratkan pelukannya.

"Dikira gue guling apa?" gumam Sena.

Sena menghela napas, "gue masih harus ngurusin MOS, Niel," kata Sena yang masih berusaha dengan sekuat tenaga melepaskan diri dari Daniel.

Setelah beberapa saat, ia berhasil bebas namun saat hendak beranjak berdiri, tangan Daniel dengan cepat menarik pergelangan tangan Sena hingga membuat Sena kembali terjatuh di kasur.

"Daniel!"

"Morning kiss dulu," kata Daniel dengan suara seraknya.

Sena melotot dan tanpa berpikir panjang langsung menjitak kepala Daniel.

"Minggir, gue mau ke sekolah," kata Sena sambil berusaha melepas genggaman tangan Daniel.

"Nggak usah ke sekolah," jawab Daniel yang masih bertahan menahan Sena.

"Gue panitia MOS, El."

Daniel terpaksa mendudukkan tubuhnya yang masih mengantuk.

Sambil mengucek-ucek mata, "terus mau pake apa ke sana? Seragam lo kan di rumah," kata Daniel yang berhasil membuat Sena terdiam.

Iya ya? Dia kan sekarang berada di tempat tinggal Daniel.

"Anterin ke rumah," minta Sena setelah menimbang beberapa saat.

"Ngapain?"

"Ngambil seragam lah."

"Yakin?" Daniel menaikkan kedua alisnya.

Sena mengangguk, "emang kenapa?"

"Yakin mau ketemu bapak lo?"

Sena terdiam kembali setelah mendengar pertanyaan Daniel.

"Tuhkan, nggak usah."

"Papa nggak akan bangun sepagi ini," sanggah Sena.

"Kalau ternyata udah bangun?"

Sena menggeleng, "papa mabuk kemarin."

Daniel mendengus, "emang orang mabuk nggak bisa bangun pagi?"

Sena mengangguk mantap.

"Teori darimana? Gue mabuk juga biasanya bangun pagi."

Sena melebarkan matanya, "lo suka mabuk-mabukan?"

Daniel nyengir, "nggak suka, cuma sering aja."

Sena memukul bahu Daniel, "sama aja!"

"Beda."

"Suka sama sering berarti hampir tiap hari kan? Sama!"

"Beda dong, Sen. Gue sebenernya nggak suka, tapi karena diharuskan jadi sering."

Bad Boy | Kang Daniel [COMPLETED]Where stories live. Discover now