22

5.8K 328 20
                                    

[18+]
Bacaan mengandung adegan yang tidak diperuntukkan untuk yang masih di bawah umur. Beberapa adegan dijelaskan dengan detail dan kata yang digunakan sangat frontal.
Bisa skip part ini dan tunggu part selanjutnya.
nb: sudah diperingati di awal, jangan salahkan author jika terjadi sesuatu.

.

.

.

"Thanks, Ong," ucap Sena setelah turun dari motor yang dikendarai Ong.

Ong tersenyum. "Nggak masalah. Cepet mandi. Baju lo basah, entar masuk angin."

Sena mengangguk kemudian berjalan masuk ke rumahnya.

Iya, rumahnya. Bukan apartemen Daniel. Sena memilih untuk pulang ke rumahnya daripada harus menemui Daniel.

Ong masih menunggu di motornya, memastikan sampai Sena masuk ke dalam rumahnya.

Namun, belum sempat menyentuh pintu pagarnya, Sena membalikkan tubuhnya dan melangkah kembali menuju Ong.

Ong menautkan keningnya heran.

"Kenapa?" tanya Ong setelah Sena berhenti tepat di hadapannya.

Sena menggigit bibir bawahnya ragu.

"Emm, gue- boleh minta tolong?" tanya Sena dengan terbata.

Masih dengan kondisi bingung, "iya, apa?" tanya Ong.

Sena merogoh kantong tas sekolahnya, mengambil sesuatu di sana, dan menyerahkannya pada Ong.

"Tolong cek di dalem rumah ada orang atau nggak, ada tanda-tanda kehidupan atau nggak," ucap Sena setelah Ong mengambil kunci yang diberikannya.

Ong masih menatap Sena bingung. Ia ingin bertanya lagi, tapi diurungkannya.

Ong kemudian turun dari motornya, membuka pintu pagar Sena, dan memasuki rumah Sena.

Sedangkan Sena hanya menunggu di depan, berharap tidak ada orang di rumahnya. Tahu kan siapa orang yang Sena maksud?

Setelah beberapa lama, Ong keluar dan menyerahkan kunci rumah Sena ke pemiliknya.

"Nggak ada. Lo tinggal sendiri?" tanya Ong dan dapat dilihatnya Sena menghembuskan napas lega.

Sena mengangguk kemudian berjalan memasuki rumahnya. "Thanks sekali lagi. Hati-hati di jalan!"

Ong mengangguk dan mulai memacu motornya setelah Sena masuk ke dalam rumah.

Hari ini adalah hari yang melelahkan bagi Sena. Tidak hanya fisiknya, tapi juga hatinya.

Ia merogoh saku rok seragam sekolahnya, kembali memerhatikan layar ponselnya. Dan lagi-lagi ia hanya bisa menghembuskan napas berat.

"Apa yang lo harapin sih Sen?" ucap Sena dan tersenyum kecut.

Sena lalu melempar tas sekolahnya asal, mengganti bajunya yang basah, dan merebahkan tubuhnya di atas kasur.

Tidur adalah pilihan terbaik baginya sekarang.

*****

Daniel dan Hera sedang berteduh sekarang. Baru saja hendak mengantar Hera pulang, hujan turun dengan deras sampai membasahi tubuh mereka berdua.

"Kamu nggak papa?" tanya Daniel khawatir melihat wajah Hera yang memucat.

Hera menengadahkan kepalanya menghadap Daniel kemudian menggeleng pelan.

Bad Boy | Kang Daniel [COMPLETED]Where stories live. Discover now