14

11K 660 87
                                    

Hari ini hari ketiga MOS, yang berarti hari terakhir sebelum kegiatan belajar mengajar berjalan seperti biasa.

Sena sudah tiba di sekolah sepagi ini. Bersama Daniel tentunya.

"Sarapan dulu, tadi kan nggak sempet," kata Daniel dari kursi pengemudi ke Sena yang duduk di sebelahnya.

Sena hanya mengangguk tanpa menoleh ke Daniel. Ia kemudian sesegera mungkin turun dari mobil, berniat menghindar dari Daniel.

Daniel yang sadar Sena sudah berjalan cukup jauh lalu turun dari mobil dengan cepat dan menghampiri Sena.

"Nanti kalau udah selesai bilang gue," kata Daniel lagi yang masih dijawab anggukan oleh Sena.

Daniel menaikkan salah satu alisnya. Ada apa dengan Sena?

"Lo marah sama gue, Sen?" tanya Daniel.

Sena masih tidak menjawab, ia malah mempercepat langkah kakinya.

Daniel dengan sigap menahan tangan Sena, lalu menariknya untuk berhadapan dengan Daniel.

Sena tersentak dengan tarikan tiba-tiba Daniel sehingga badannya terhuyung ke belakang dan tanpa sengaja menabrak tubuh Daniel.

Karena hal itu, saat ini mereka berhadap-hadapan tanpa jarak sekecilpun.

Sena yang bisa melihat Daniel dengan jarak sedekat ini kemudian terperanjat, lalu melangkah mundur.

Daniel menahan tubuh Sena dengan meletakkan tangannya di pinggang Sena.

"Wajah lo merah banget," kata Daniel yang membuat Sena semakin menunduk.

Daniel menangkup wajah Sena kemudian mengarahkannya agar menghadap ke Daniel.

"Sen," kata Daniel setelah Sena menatapnya.

"Ap-apa sih?!" sentak Sena terbata. Wajahnya memanas seketika teringat kejadian semalam.

Ia yakin sekarang wajahnya sudah sangat memerah. Tidak, ia harus segera menjauh dari Daniel, atau ia akan terkena serangan jantung sekarang.

"Sen, pipi lo panas. Kenapa?" tanya Daniel yang membuat Sena melebarkan matanya.

Flashback

Daniel baru saja selesai mandi. Sesuai kebiasaannya. Kebiasaan para lelaki sepertinya. Ia topless dan hanya menggunakan bawahan.

Daniel melihat Sena tertidur di sofa tempatnya tadi berbincang dengan Sena.

Daniel menghampiri Sena, memperhatikan wajah tidur Sena yang sangat tenang.

Daniel tersenyum kemudian menarik bagian bawah sofanya sehingga menjadi lebih lebar.

Ia kemudian menidurkan diri di samping Sena, tepatnya berhadapan dengan Sena.

Daniel mengangkat sedikit tubuh Sena lalu menidurkan kepala Sena di lengannya sehingga dengan begini ia bisa lebih puas memerhatikan wajah Sena.

Belum sempat memerhatikan wajah Sena dengan tenang, yang diperhatikan terbangun.

Sena cukup terkejut mendapati Daniel menatapnya dengan jarak yang cukup dekat. Tapi tidak seperti biasanya, Sena hanya diam. Dalam hati ia juga ingin berada di posisi seperti ini.

Tanpa sadar, tangan Sena terangkat menuju wajah Daniel. Ia menyentuh wajah Daniel dengan jari jemarinya, menelusuri setiap lekuk wajahnya.

Daniel hanya terdiam menikmati apa yang Sena lakukan. Baru saja Sena ingin menarik tangannya, Daniel menahan tangan Sena.

Bad Boy | Kang Daniel [COMPLETED]Where stories live. Discover now