9

10.2K 719 27
                                    

"Persiapkan yel-yel dan setelah itu kita buat atribut ya. Ketentuan atribut bisa dilihat di papan. Waktu untuk menyelesaikan dua pekerjaan tersebut 20 menit, dimulai dari sekarang," jelas Jisung panjang lebar dan segera dituruti oleh semuanya.

Beda cerita dengan Daniel yang masih sibuk dengan perempuan di hadapannya.

"Kamu- sejak kapan?" tanya Daniel terbata.

Gadis itu tersenyum, "gimana kabar kakak?"

"Jawab kakak dulu," kata Daniel sambil memanyunkan sedikit bibirnya.

Hera tertawa ringan, "kakak masih sama kayak dulu."

"Gimana maksudnya?" tanya Daniel yang tengah menaikkan salah satu alisnya.

"Manja. Hera suka."

Daniel terpaku mendengar jawaban singkat Hera. Bagaimana bisa ia merubah perasaannya?

"Hera, kakak-"

"Woy saiton! Itu kelompok lo daritadi manggil! Buset dah malah pedekate," suara Daehwi menggema di ruangan.

Daniel berdecak kesal, sedangkan Hera tertawa dan kembali ke kelompoknya untuk menyelesaikan tugas.

Sepanjang kegiatan, Daniel tidak bisa lepas dari Hera.

Tidak bisa ia pungkiri, ada berbagai macam emosi yang bergolak di hatinya. Seakan ingin ia ungkapkan, tapi ada sesuatu yang menghalangi.

Sampai saat ini, kegiatan berakhir. Daniel melangkahkan kakinya mendekati Hera yang sedang berdiri di dekat pagar sekolah.

"Kamu pulang? Dijemput?" tanya Daniel yang sudah berdiri di samping Hera.

Hera mengangguk kecil. "Kak Niel nggak mau ikut Hera?" tanya Hera sambil menampakkan senyum manisnya.

"Ikut?" tanya Daniel bingung.

Hera kembali mengangguk. "Mampir. Ke rumah kita dulu."

Daniel menatap Hera sesaat kemudian tersenyum. "Kamu nggak pindah?"

Hera menggeleng kemudian meraih pergelangan tangan Daniel, bermaksud mengajak.

Dengan lembut Daniel melepas pergelangan tangannya dari genggaman Hera.

"Hera hari ini pulang sendiri ya. Kak Niel harus pulang."

"Sebentar aja. Kakak nggak kangen ayah sama bunda?" tanya Hera yang masih menatap Daniel dalam.

Daniel sempat menatap kosong Hera sesaat sebelum kemudian tersenyum. "Kapan-kapan kakak mampir."

Hera menyambut senyuman Daniel, "Hera ngerti. Janji ya kapan-kapan mampir."

Daniel mengusap lembut kepala Hera, "janji."

Hera tersenyum kemudian melambaikan tangannya meninggalkan Daniel.

Daniel tidak bisa berhenti mengikuti langkah Hera sampai akhirnya sosoknya hilang.

Daniel masih berdiam di tempat, sampai..

"Mantan ya?"

Daniel terlonjak kaget mendapati pertanyaan yang tiba-tiba tersebut.

"Sembarangan!"

"Mata lo hampir copot tuh daritadi ngelihatin dia mulu," kata Woojin yang memang semenjak tadi memerhatikan sikap -di luar batas normal- Daniel.

"Emang ya, cantik dikit aja gercep," suara Jisung menginterupsi.

"Bahaya. Bos gue diduain nih," sambung Daehwi.

Daniel mendengus, "dasar lambe turah. Udah ah gue mau pulang."

Bad Boy | Kang Daniel [COMPLETED]Where stories live. Discover now