bagian 15 : punishment!

12.5K 328 4
                                    

It's Ok I Love You

-ketika sudah dikatakan bahwa menerima, artinya menerima semua yang ada pada dirinya, masa lalu, kekurangan dan kelemahannya sudah tidak ada alasan lagi-

-ketika sudah dikatakan bahwa menerima, artinya menerima semua yang ada pada dirinya, masa lalu, kekurangan dan kelemahannya sudah tidak ada alasan lagi-

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

****
"Masuk!" kata Iqbaal sedikit meninggikan suaranya dengan raut wajah yang masih sama. Datar.

Sasha tersentak. Takut. Dia mulai melangkah masuk ke ruangan suaminya tersebut. Ruangannya sangat luas dengan dominasi warna abu-abu yang lembut. Disisi kiri terdapat satu pintu yang entah apa di dalamnya. Sasha tidak tau karena ini pun kali pertama Sasha ke kantor suaminya, juga ruangan tempat suaminya berkuasa.

Mata Sasha hanya sebentar beredar ke ruangan Iqbaal, dan sekilas melihat foto mereka di atas meja kerja Iqbaal. Ada rasa lega dan bahagia menjalar didadanya. Namun kemudian dia berfokus lagi kepada suaminya yang sepertinya sedang marah ini.

"Iq...baal, m..maaf," Sasha tercekat. Menelan ludahnya susah payah dengan bibir bergetar dan mata berkaca-kaca. Padahal dia tak melakukan kesalahan yang fatal. Hanya ingin tau tentang wanita yang menurutnya akan menghancurkan rumah tangganya. Apa itu salah?

"Kenapa minta maaf," masih sama dengan wajah datarnya. Matanya menatap intens istrinya yang bergetar di depannya.

Sasha masih diam, tertunduk dengan jari yang saling dipautkan.

"Kenapa minta maaf?" ulang Iqbaal dengan sedikit geraman tertahan.

Sasha membeku.

"Itu... karena aku," jawabnya terbata, menggigit bibir bawahnya kuat menahan getaran tubuhnya. Menahan air mata yang akan tumpah.

"Shit!"

Sasha merasakan pinggangnya ditarik cepat hingga tubuhnya membentur dada bidang suaminya dan seketika itu juga tangisnya pecah, terisak hingga tubuhnya bergetar hebat. Menumpahkan segala ketakutan yang dialaminya tadi.

Pertama kalinya Sasha melihat Iqbaal seperti ini, dulu mungkin iya. Tapi tak pernah sekalipun sorot mata itu membuatnya ketakutan seperti ini.

Iqbaal membiarkan istrinya menangis tak peduli meskipun mungkin bajunya sudah basah karena tangis Sasha.

Dia sungguh tak berniat membuat Sasha menangis seperti ini. Dia hanya..... Takut.

"Ka...mu marah ya? Maaf...", lirih Sasha dengan isakan yang tertinggal.

Iqbaal sedikit merenggangkan pelukannya, tangan kanannya masih setia berada dipinggang ramping istrinya, dan tangan kirinya memegang dagu Sasha agar mendongak menatapnya.

It's Ok, I love You ✅Where stories live. Discover now