bagian 4 : Rindu yang hilang

14.4K 471 5
                                    

It's Ok I Love You


-bukannya semi itu lebih indah dari gugur? Tidak, keduanya itu indah hanya saja itu tergantung dari sisi mana kau melihat-


****

Iqbaal baru saja bangun tidur dan mendapati istrinya yang tengah asik memasak. Sesekali dia mengusap keringat yang jatuh dipelipisnya dan menurut Iqbaal itu menambah kesan cantik wanitanya. Apalagi dengan apron hitam yang tengah digunakan Sasha, dia terlihat makin seksi dimata Iqbaal.

Iqbaal merasa semakin hari hatinya membaik, luka yang memenuhi hatinya itu kini berangsur sembuh meskipun belum sepenuhnya dan meninggalkan bekas.

Dia berjalan mendekati Sasha dan memeluknya dari belakang.

"Kenapa kamu semakin cantik sayang? Aku bahkan susah berkedip melihatmu berkeringat. Kamu tampak semakin seksi".

Sasha memutar bola matanya dan berbalik menghadap Iqbaal.
"Terimakasih pujiannya sayang, sekarang pergilah mandi, aku akan menyiapkan sarapanmu. Bukankah kamu ada meeting pagi hari ini?".

Iqbaal merenggangkan pelukannya dan mencium dahi istrinya lembut.

"Kalau saja ini bukan rapat penting aku akan senang melihatmu memasak sampai selesai", bisiknya lembut sebelum berlalu meninggalkan Sasha.

Sasha tersenyum mendengar perkataan Iqbaal dan lalu segera menyiapkan makanan untuk suaminya.

20 menit kemudian

"Nanti malam kamu siap-siap ya, aku mau ngajak kamu makan malam sama yang lainnya," kata Iqbaal seraya mengelap bibirnya karena selesai makan.

Sasha mengerutkan keningnya bingung, "makan malam 'sama yang lainnya'?".

"Iyah bersama Aldy dan Bastian. Bastian mendarat nanti siang, jadi nanti malam kita mau berkumpul."

"Artinya Salsa dan Steffi....?" ucap Sasha matanya berbinar.

"Iya tentu mereka juga ikut."

Sasha menganga, dia bahagia sangat bahagia bisa berkumpul dengan sahabatnya lagi. Dia hampir saja loncat-loncat karena senang. Sasha sudah sangat merindukan mereka yang beberapa tahun lalu tidak pernah bertemu. Meskipun pas acara pernikahan kemarin mereka sempat bertukar nomor telepon tapi pasti rasanya beda kalau ketemu dan ngobrol langsung. Jadwal Salsa dan Steffi yang sibuk membuat mereka tidak bisa bertemu.

"Minta dicium mulutnya?", omongan Iqbaal sontak membuat Sasha sadar dan menutup mulutnya lengkap dengan cengirannya yang khas.

Iqbaal beranjak dan diikuti Sasha, kemudian mencium puncuk kepala istrinya itu dan berangkat ke kantornya.

😊😊😊

Sasha sudah siap dengan balutan dress hitam selutut dan flat shoes khaky yang membungkus kaki jenjangnya. Dan slingbag dari brand ternama itu sebagai pelengkap gaya natural nan elegannya malam ini.

Sasha termasuk wanita yang sangat simple dan sederhana. Tanpa polesan yang tebal Sasha terlihat sangat memukau. Muka naturalnya hanya diolesi sedikit bedak dan blush on. Kemudian bibir ranumnya hanya dioles sedikit red liptint.

Iqbaal juga sudah siap dengan hem hitamnya dan dilipat sampai siku menambah ketampanan dan kegagahannya.

Iqbaal menggandeng tangan Sasha dan masuk kedalam mobil kemudian melesat menuju tempat makan yang sudah direncanakan.

Selang setengah jam mereka sudah memasuki salah satu restoran mewah yang berada tidak jauh dari rumah mereka.

Mereka disambut oleh pelayan dan menunjukkan meja yang sudah dipesan.

"Salsa!! Steffi!!!", teriak Sasha ketika sudah bertemu mereka dan melepaskan pegangan tangan Iqbaal kemudian berlari mengahampiri mereka.

Salsa dan Steffi sontak berdiri dan membalas pelukan Sasha. Sedangkan para lelaki hanya memutar bola matanya jengah, pasalnya ini akan menjadi malamnya para gadis.

Setelah dirasa sudah cukup pelukan mereka semua duduk dan Iqbaal ber-tos ria kepada kawan-kawannya itu.

"Sudah lama?" tanya Iqbaal akhirnya.

"Nggak baru beberapa menit yang lalu," sahut Bastian.

Sedangkan tiga wanita itu sedang asyik bercerita hingga para lelakinya merasa diabaikan.

"Hei! Kalian lupa kalian juga bawa pasangan", sinis Iqbaal yang membuat para wanita itu mau tidak mau berhenti bicara dan menatap Iqbaal malas.

"Gue rindu sama sahabat gue yang ilang tahunan," ketus Steffi.

"Slow babe...", ucap bastian sambil mengelus tangan Steffi.

Steffi tersenyum kearah Bastian. Iyah mereka ini memang sedang tidak duduk berpasangan. Para wanita disisi barat dan pria ditimur.

Iqbaal menaikkan satu alisnya, dia bingung dengan perkataan Steffi, bagaimana mungkin sahabat tapi tidak pernah bertemu sekalipun.

Sasha yang menyadari kebingungan Iqbaal pun akhirnya angkat bicara
"setelah lulus SMA kita berpisah dalam artian kita mengambil langkah yang berbeda, Salsa dan Steffi terikat kontrak dengan salah satu designer terkenal New York dan menjadi model mereka dan aku kuliah di monash university sampai menyelesaikan gelar masterku."

Iqbaal ternganga, "master...?" tanyanya terkejut.

"Emang lo gak tau bini  lo jenius? SMA saja beasiswa dia meskipun orangtuanya mampu", tambah Salsa.

"Iya, ya terus kita jadi jarang komunikasi karena sibuk sampai akhirnya kita kehilangan kontaknya Sasha dan pas kita ke Indonesia ternyata Sasha punya masalah, kita juga udah cari tapi gak ketemu", timpal Steffi mukanya tampak sedikit murung karena gak ada pas sahabatnya itu terkena masalah. Bastian menggenggam tangan kekasihnya itu seolah memberi isyarat bahwa semua telah berlalu dan baik-baik saja. Diikuti oleh Salsa yang juga merasa menyesal karena dirinya pun tidak ada dan Aldi melakukan hal yang sama seperti yang dilakukan bastian.

"Hei! Its ok girls, i'm fine", kata Sasha tersenyum tapi matanya sedikit berkaca-kaca lantaran terharu.

Iqbaal masih setia dengan keterkejutannya lantaran ternyata istrinya itu sangat cerdas hingga dapat menyelesaikan gelar masternya dalam waktu singkat. Pantas saja selama ini dia sangat handal dalam berbagai hal dan menangani berbagai masalah. Betapa beruntungnya aku ini, gumam Iqbaal dalam hati.

Makanan datang dan membuyarkan semua pikiran mereka. Kemudian semua berpindah duduk dengan pasangannya masing-masing dan mulai menyantap hidangan yang disediakan.

****


It's Ok, I love You ✅Where stories live. Discover now