Kim Jisoo bangkit. Gadis itu memasukkan novelnya ke dalam ransel. Lalu berjalan meninggalkan bangku nya. Taehyung berniat untuk mengikuti gadis itu lagi. Tapi tangan seseorang mendarat di bahu nya membuat pemuda itu melonjak kaget.

"Ah, ternyata benar ini kamu. Aku kira siapa," seorang gadis, tersenyum manis ke arah Taehyung.

"Tumben kamu di perpustakaan? Ini bisa menjadi keajaiban dunia ke delapan loh Tae, Haha." Gadis itu berusaha untuk bercanda. Namun Taehyung hanya menatap datar gadis itu.

"Rene, kenapa kau disini?" Taehyung bertanya dingin. Bukan, bukan karena dia ketularan Jisoo. Tapi sifat dingin itu muncul saja saat ia melihat wajah mantan kekasihnya, Bae Irene.

 Tapi sifat dingin itu muncul saja saat ia melihat wajah mantan kekasihnya, Bae Irene

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Kenapa? Aku sudah kembali dari L.A. Aku merindukanmu, apa kau tidak merindukan ku Tae?" Irene menatap manik coklat pemuda itu. Tatapan yang bisa membuat hati orang manapun meleleh dalam 5 detik.

Semua tau siapa itu Bae Irene. Kekasih—ralat, Mantan Kekasih dari sang primadona sekolah, Kim Taehyung itu, adalah seorang gadis dari keluarga kaya, memilki wajah bak seorang bidadari dan body goals. Banyak yang menyukai dirinya, begitu juga yang tidak menyukai dia.

Kalian tau, kenapa Taehyung memutus hubungan mereka?

Bae Irene, beserta geng mereka yang terkenal seantero Kampus, Red Velvet, akan mem bully siapa saja yang berani mendekati Bangtan dan menggangu mereka.

Dan ya, Irene tertangkap basah oleh Taehyung saat mem bully seorang gadis tak bersalah karena mendekati sang pujaan hati nya, Kim Taehyung. Padahal waktu itu dia hanya mengembalikan benda Taehyung yang terjatuh.

Dia kira Bae Irene adalah gadis yang baik, tapi keadaan berkata lain. Dan mungkin kalian sudah tau kelanjutannya. Taehyung memutuskan hubungan nya dengan Irene.

"Tae? Kamu gak papa?" Irene mengulurkan tangannya akan memegang lengan Taehyung. Namun, dengan cepat Taehyung menghindari tangan halus Irene.

"Aku benci mengatakan ini, tapi Rene..menjauhlah dariku." Taehyung membuang pandangannya.

"Jika kau benci, kenapa kau menyuruhku untuk menjauhi mu?" Irene bertanya, dia memegang lengan Taehyung.

"Aku jamin kau tidak akan sanggup menerima alasan ku Rene. Jadi, pergilah sekarang." Taehyung menatap datar gadis itu. Irene menggeleng.

"Katakan." Gadis itu membalas tatapan datar Taehyung. Taehyung menghela nafas.

"Kalau kau tidak pergi, biar aku saja yang pergi"

Taehyung melepas genggaman Irene. Lalu melangkahkan kakinya menjauhi gadis itu.

Sedangkan Irene, gadis itu mengekor di belakang Taehyung. Mempercepat langkahnya agar bisa menyusul langkah lebar Taehyung.

Dengan sigap, Irene menarik lengan. Taehyung. Membuat pemuda itu membalik kan badannya.

"Katakan padaku." Irene tetap bersikukuh.

"Kau mau tau? Baiklah." Taehyung melangkahkan kakinya mendekati Irene. Membuat Irene otomatis mundur.

Gadis itu terus mundur sampai punggungnya bertemu dengan rak buku. Membuat langkah gadis itu terhenti.

Taehyung mendekatkan bibir nya pada telinga Irene. "Karena aku, menyukai gadis lain"

Deg.

Taehyung menjauhkan tubuhnya. Lalu tersenyum miring ke arah Irene. Sedang gadis itu, ada rasa kesal, kecewa, dan marah yang bercampur aduk menjadi satu.

Kim Taehyung memasukkan tangannya ke saku. Lalu berjalan meninggalkan Bae Irene.

"Gadis lain eoh?" Irene malah memasang seringai kecil. "Mari cari tahu siapa yang membuatmu berbuat padaku seperti ini."





















At Three

"Tidak perlu. Aku bisa pulang sendiri," ucap Jisoo sambil mendaratkan bokongnya di halte bus dekat kampus.

"Kenapa nak? Taeyong adalah anak yang baik. Aku bisa menyuruhnya untuk menjemputmu dari kuliah."

Suara berat itu sekali lagi membuat gendang telinga Kim Jisoo panas. Jari jemari mungil nya meremas kuat ujung rok. Menahan amarah nya agar tidak keluar.

"Aku sudah bilang berkali kali padamu. Aku bisa pulang sendiri. Dan ya, aku bilang padamu appa, aku tidak sudi menerima perjodohan bodoh ini hanya untuk membuat bisnis mu berkembang. Titik."

"Jisoo! Berani nya ka-"

Titt

Sekali lagi Jisoo mematikan telponnya dengan Kim Hansoo, Appa nya yang saat ini tengah bekerja di luar negeri.

Dan dengan ide bodohnya tentang menjual putrinya sendiri kepada seorang konglomerat membuat Jisoo membenci ayahnya itu.

"Ah, eomma...kenapa harus kau yang pergi?" lirih Jisoo sambil memandang langit kosong.
Kenyataan ini membuat Jisoo sedih.

Kehilangan ibu sejak lahir itu, bukan perkara yang mudah. Ditambah kelainan nya diantara remaja lain membuat Kim Jisoo sulit bergaul.

Hanya,dia tidak mau menyulitkan orang lain.Cukup Tuhan dan tiga sahabatnya saja yang tau.











[]

Tbc

✩°-αƭ ƭɦ૨εε-°✩ [VSOO] Where stories live. Discover now