"Aku mau minta waktu untuk sendiri" Ucap Nadila sebelum ia pergi meninggalkan Ravien.

~~~

Setelah selesai menyantap makan malam bersama, yang sekali lagi tanpa kehadiran Nadila. Vino langsung menuju ruang baca di rumahnya.

"Kak, kamu gak istirahat dulu?" Tanya Shani.

Terkadang, Vino hanya akan meninggalkan kloningnya saja di istana. Seolah-olah ia berada di sana.
Ia juga membuat tiruan Shani, agar semua orang mengira jika Ratu mereka selalu ada di istana.

"Sebentar lagi, aku sedang menunggu Ravien"

"Kak, Nadila.."

"Maaf mengganggu Anda, tapi Anda harus segera ke istana Tuan" Ucap Delion.

"Ada masalah?" Tanya Vino.

"Jauh lebih buruk untuk disebut sebagai masalah"

Tanpa bertanya lagi, Vino kembali mengenakan jubahnya dan bergegas menuju istana.
Sebenarnya Vino sudah sangat lelah, tapi masalah yang terus bermunculan membuatnya tak punya waktu untuk sekedar beristirahat dengan nyaman di kasurnya.

Vino menghilangkan kloningnya terlebih dulu sebelum muncul di hadapan yang lainnya.

"Akhirnya yang asli datang juga" Ucap Pria berjubah hitam itu ketika melihat Vino yang baru saja tiba.
Ia mengangkat sebelah tangannya dan pintu itu tiba-tiba tertutup.

"Apa maumu?" Tanya Vino. Ia tidak mungkin menyerang atau mengeluarkan kekuatannya disini, karena mereka saat ini sedang berada di dalam kelas sekolah sihir.

"Aku hanya ingin menjemput Ratu Nadila." Pria itu meletakkan tangannya di pundak Nadila yang posisinya berada sedikit didepannya.

"Kembalikan. Adikku. Sekarang." Ravien terlihat sangat marah karena pria di hadapannya kini ingin membawa Nadila.

"Kenapa harus aku mengembalikannya? Dia bukan barang, dan lagi.. Dia yang memanggilku kesini untuk menjemputnya" Ravien mengepalkan tangannya. Ingin sekali ia membakar pria itu dengan apinya.

"Aku hanya ingin memperbaiki kesalahan disini. Nadila akan lebih bahagia dengan hidup barunya sebagai Ratu"

"Dia bukan Ratu mu. Dia Valkyrie, adikku, dan kesatria terkuat kerajaan ini" ucap Ravien. Vino hanya diam, ia memikirkan apa yang sebaiknya ia lakukan dalam keadaan seperti ini?

"Lihat? Lihat ketakutan mereka jika kau pergi. Mereka akan lemah, yang berarti kau memang tak lebih dari sebuah alat perang untuk mereka" Ravien menggeleng, matanya menatap mata Nadila.

Stephan tiba-tiba muncul, dia mendobrak pintu kelas hingga rusak.

"Kembalikan Nadilaku"

Stephan ternyata sudah mengaktifkan kekuatannya, dan mungkin sebentar lagi ia akan mengamuk tanpa bisa dikontrol lagi.

Stephan merunduk mulai mengambil posisi bersiap menyerang.

*anggap aja begitu ya posisinya, kan Stephan juga julukannya Serigala Putih

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

*anggap aja begitu ya posisinya, kan Stephan juga julukannya Serigala Putih. Jadi dia nyerangnya ya kayak hewan buas*

"Aku akan mencabik-cabik tubuhmu jika kau berani membawanya pergi"

"Kau harus berlatih puluhan tahun untuk bisa mengalahkanku."

Stephan semakin emosi mendengar ucapan Pria itu.
Ia langsung menyerang dengan cepat tanpa bisa cegah oleh Ayah dan Kakaknya.

"Nadila.." Ravien tidak percaya ketika melihat Nadila mengeluarkan kekuatan sihirnya untuk menghentikan serangan Stephan.

Stephan terlempar cukup jauh dan tubuhnya terhempas mengenai meja dan kursi di kelas itu hingga hancur.

"Berhenti menghasut pikiran pacarku" Stephan kembali bangkit dan menyerang pria itu, namun lagi-lagi Nadila menghentikan serangan Stephan.
Stephan terus berusaha menyerang meski ia harus kembali terhempas karena Nadila.

"Lebih baik kita tinggalkan saja orang-orang lemah ini"

Portal tiba-tiba muncul dari belakang pria berjubah hitam itu, ia mundur dan menarik Nadila ikut dengannya.

Airmata Stephan menetes ketika Nadila menghilang dari pandangannya.

"Nadila.."

"Ravien, cepat bawa pergi Stephan sebelum dia menghancurkan sekolah ini. Aku akan memanggil Papa mu" Ucap Vino.

Ravien berteleport membawa Stephan menuju ke tengah hutan.

"Kita akan membawa Nadila kembali, tenangkan dirimu" Ucap Ravien mencoba mengumpulkan segala kesadaran dan akal sehat Stephan.

Okta tiba bersama Vino. Okta sekali lagi harus menekan kekuatan anaknya yang sudah tidak bisa ia kontrol lagi.

"Jangan biarkan kabar ini tersebar. Kita akan merahasiakannya dan menyelesaikannya secara diam-diam." Perintah Vino.

"Dia pasti sangat sedih" Ucap Okta, ia memandangi wajah anaknya yang baru saja ia buat pingsan. Jika tidak seperti itu, Stephan akan menghancurkan apa saja yang ada di depannya.

Sementara itu, di dalam hutan tergelap yang berada di negeri sihir. Nadila baru saja duduk di singgasana nya.

"Sekarang kau sudah memiliki kekuatan dan kekuasaan. Lakukanlah apa yang ingin kau lakukan. Aku akan selalu berada di sampingmu untuk membantumu." Ucap pria berjubah hitam itu.

"Benarkah?"

"Kau adalah Ratu. Kau hanya perlu mengatakan keinginanmu."

"Aku ingin melihat semua pasukan yang aku miliki dan bagaimana kekuatan mereka. Aku ingin penyeranganku nanti berjalan dengan sempurna" Ucap Nadila.

Pria berjubah hitam itu tersenyum penuh kemenangan. Sekarang, ia memiliki senjata yang kuat untuk meruntuhkan sebuah kerajaan.








😌 I'm Back 😎

Gimana?

Yang sabar ya Stephan. Berarti bukan jodoh, udah itu aja.. 😂😂
Nanti ketemu lagi kok sama Nadila, di medan perang 😅😅

See Ya 🙋
Salam Team GreTa-VinShan-BebNju

Two Moon [END]Where stories live. Discover now