"Kita langsung mulai saja" Ucap Vino.

Ravien duduk di kursinya dan mulai menceritakan kejadian yang ia alami.

"Berarti dia membenci semua orang yang berada di istana?" Tebak Naomi.

"Benar. Dan sepertinya semakin menjadi setelah Raja Vino menjabat." jawab Ravien.

"Lalu, apa yang harus kita lakukan?" Tanya salah seorang pemimpin pasukan.

"Kita akan berjaga dan memasang pelindung lebih kuat dari sebelumnya. Ini sudah bukan sekedar ancaman, dia sudah menyerang Panglima Ravien sebagai tanda keseriusannya" ucap Okta.

"Bagaimana dengan sekolah? Apa anak-anak harus diliburkan?" Tanya Jessper selaku kepala sekolah sihir disana.

"Menurutku, sekolah tidak perlu diliburkan." ucap Stephan.
Semua orang menatapnya menunggu alasannya mengatakan itu.

"Lebih baik mereka berkumpul di sekolah daripada diliburkan. Dengan syarat, semua hanya akan melakukan praktek. Tidak perlu ada teori jadi mereka tidak harus berada di dalam kelas. Mereka bisa berkumpul di lapangan tempat latihan. Jika mereka diliburkan, kita semakin susah mengamankan mereka. Mereka ini calon penerus, jelas kita harus melindungi mereka." Jessper mengangguk setuju.

"Lalu bagaimana jika orang itu menyerang sekolah?" Tanya penasihat kerajaan.

"Tidak mungkin mereka akan kalah, dan saya juga menawarkan diri untuk berjaga di sekolah sihir." Jawab Stephan.

"Nadila dan Eve akan berkeliling desa untuk memantau langsung" Ucap Okta.

"Panglima Ravien sebaiknya beristirahat dulu sebelum kembali bertugas" Ucap Naomi.

"Besok saya sudah akan kembali"

"Yang terpenting, penjagaan untuk penduduk desa harus kuat. Jika di istana, aku rasa aku sudah dikelilingi oleh orang-orang hebat. Aku berterima kasih atas usaha kalian dan aku mempercayakan nyawaku pada kalian" Ucap Vino.

Pertemuan itu selesai, Ravien langsung keluar untuk menemui Sinka.

"Ayo" Ravien mengulurkan tangannya pada Sinka.

~~~

Sinka benar-benar menikmati jalan-jalannya bersama dengan Ravien malam ini. Mereka nonton, makan dan membeli jaket yang sama.

"Aku mau ice cream yang disana. Tolong belikan ya?  Aku mau ke toilet dulu" Ucap Ravien. Ia memberikan selembar uang pada Sinka sebelum pergi.

Ravien sebenarnya tidak pergi ke toilet. Melainkan pergi menuju toko boneka yang sebelumnya sempat ia lewati bersama dengan Sinka.

Setelah mendapatkan boneka yang ia inginkan, Ravien segera kembali menghampiri Sinka.

"Kamu darimana? Itu apa? Katanya mau ke toilet"

"Buat kamu" Ravien menyerahkan hadiahnya.

"Iih lucu.."

"Kamu pernah bilang kalau ingin punya anjing lucu tapi kamu takut digigit

اوووه! هذه الصورة لا تتبع إرشادات المحتوى الخاصة بنا. لمتابعة النشر، يرجى إزالتها أو تحميل صورة أخرى.

"Kamu pernah bilang kalau ingin punya anjing lucu tapi kamu takut digigit. Karena itu aku beli bonekanya" Ucap Ravien. Sinka langsung memeluk Ravien.

"Makasih, aku suka banget"

"Sama-sama. Ayo kita pulang" Sinka melepaskan pelukannya dan mereka pun pulang dengan perasaan gembira.
Sepanjang jalan, Sinka terus bermain dengan boneka barunya. Ia gemas karena boneka itu terlihat seperti anjing sungguhan.
Ravien yang melihat itu pun tersenyum, ia senang bisa melihat Sinka tersenyum.

"Maaf. Setelah ini, mungkin aku bakal lebih sering bikin kamu khawatir" Batin Ravien.

Ancaman dan serangan itu, Ravien sangat yakin dalam waktu dekat ini akan kembali terjadi keributan.

~~~

Sementara itu, Nadila yang sedang berkeliling desa seorang diri. Sebelumnya Eve menemaninya untuk berkeliling sebelum bergantian dengan yang lain. Tapi Eve tiba-tiba saja dipanggil kembali ke istana.

Ketika Nadila hendak kembali dari gerbang pembatas desa. Dari balik pohon ada seseorang yang memanggilnya.

"Siapa?"

"Nadila, akhirnya kita bertemu" Ucap Pria berjubah hitam itu. Nadila langsung teringat dengan sosok yang menyerang Ravien. Nadila langsung mengeluarkan kekuatannya.

"Aku tidak ingin bertarung. Aku hanya ingin bertanya" Nadila mengubah sihir tangan iblisnya dari mode menyerang menjadi mode bertahan. Nadila tetap harus waspada dengan pria dihadapannya ini.

"Kau sudah tumbuh besar menjadi gadis yang kuat. Aku sangat tersentuh melihat perubahanmu sekarang ini"

"Apa maumu?"

"Aku hanya menawarkanmu sesuatu yang menarik" Nadila menatap penuh curiga.

"Aku ingin menawarkanmu penawaran yang menarik. Aku ingin menjadikan kau Ratu di kerajaanku. Kau pantas menjadi seorang Ratu dengan kekuatanmu sekarang ini" hasut pria berjubah itu.

"Aku gak mau jadi Ratu"

"Benarkah? Bukankah jika ingin membalaskan dendam mu kau perlu kekuatan dan kekuasaan? Aku masih ingat alasanmu mengambil gulungan sihir itu agar kau bisa membalaskan dendam atas kematian ibumu" Nadila terdiam. Luka itu seakan kembali terbuka. Sihir yang melindunginya pun perlahan mulai menghilang.

"Untuk apa kau tetap disini? Kau hanya di peralat kerajaan bodoh ini. Mereka takut dengan kekuatanmu, karena itu mereka mengikatmu dengan berpura-pura baik dan berusaha membuatmu nyaman disini.
Stephan tidak benar-benar mencintaimu, yang dia cintai hanya jabatannya sebagai panglima. Ravien tidak perduli padamu, dia hanya perduli keluarganya dan juga Sinka. Dan orang yang kau anggap seperti ibumu sendiri itu pun bersandiwara, agar kau tidak membunuh keluarga mereka. Tidak ada yang menginginkanmu disini. Lebih baik kau pergi dan tinggal dimana kau sangat dibutuhkan disana." Nadila menunduk.

"Aku akan menjemputmu ketika kau sudah siap" ucap Pria itu lalu menghilang.

Nadila meneteskan airmatanya. Kenapa rasanya sakit sekali? Luka yang berusaha ia obati justru malah semakin parah.
Apakah ia harus mengikuti Pria itu?






😌I'm Back 😎

Gimana?

Yak, Bubu mulai galau.. Tetap jadi Valkyrie di kerajaan sihir biru, atau jadi Ratu di tempat lain? 😏

See Ya 🙋
Salam Team GreTa-VinShan-BebNju 

Two Moon [END]حيث تعيش القصص. اكتشف الآن