SnT | Chapter 39 - Be Mine?

Start from the beginning
                                    

Tanpa sadar Vic meneguk salivanya saat menangkap gairah dari kedua mata pria itu.

Rafael dengan pelan mendorong Vic hingga telentang. Tubuhnya bergeser ke samping wanita itu, kemudian menarik selimut hingga menutup tubuh Vic sebatas leher.

"Tidurlah... Aku tahu kamu lelah."

Hati Vic menghangat mendapat perlakuan manis seperti ini. Namun, dia juga tahu jika pria itu sebenarnya tersiksa karena mencoba menahan diri. Terlebih mereka sudah lama tak melakukannya.

"Kamu yakin?"

Rafael menganggukkan, kemudian menunduk untuk mencium kening Vic. "Aku tidak mungkin memaksamu. Terlebih sudah ada baby di dalam sini," ucap Rafael sembari mengelus perut Vic lagi.

Tiba-tiba rasa takut menghampiri Vic. Dia takut Rafael akan menuntaskan keinginannya pada wanita diluar sana. Dia tentu tidak sudi membagi pria itu dengan wanita lain, walaupun Vic tahu jika dia tidak memiliki hak apa pun. Dia hanyalah wanita yang menumpang hidup pada pria itu dan mengandung keturunannya.

Seolah mereka memiliki ikatan yang kuat setelah raut wajah Vic yang berubah murung, Rafael seketika menjadi tahu apa yang tengah dipikirkan wanitanya.

"Aku adalah pria yang setia. Kamu bisa memastikan hal itu."

Tubuh Vic tersentak saat mendengar ucapan tiba-tiba itu. "Bagaimana kamu bisa tahu?"

Rafael hanya tersenyum, memilih untuk tidak menjawabnya. Dia kemudian menyingkap baju Vic ke atas dan mengecup perut wanita itu.

"Baby di dalam sana juga istirahat, ya. Pasti lelah 'kan karena menemani Mommy belanja seharian."

Mata Vic berkaca-kaca saat mendengar panggilan 'Mommy' yang keluar dari bibir pria itu. Dia tidak menyangka jika Rafael akan mengucapkan itu. Dan dari perbuatan manis seperti inilah Vic semakin yakin jika dia menginginkan Rafael. Bahwa dia mencintai pria itu lebih dari apa pun.

👔👔👔

"Aku akan menikah," ucap Rafael dengan datar ketika dia sampai di hadapan Gordon Derizcon.

Pria tua itu tengah menikmati sorenya dengan ditemani secangkir teh jasmine sembari memandangi rerumputan yang dipotong rapi di taman mansion-nya.

Rafael memang sengaja tinggal terpisah dengan Ayahnya setelah Gordon dibebaskan. Dia tentu tidak mau Gordon mengetahui keberadaan Victoria.

"Akhirnya kamu menerima Ruby?" tanya Gordon setelah pria itu meletakkan cangkirnya di atas meja yang terletak di teras halaman samping.

"Bukan Ruby, tetapi dengan wanita yang kucintai."

Gordon kemudian menatap Rafael dengan tatapan tertarik. "Siapa wanita beruntung itu? Dari keluarga mana dia berasal?"

"Victoria Adam, putri tunggal Adam Lawis," jawab Rafael cepat. Dia bahkan tak tampak ragu ketika menjawab.

Kedua mata Gordon terbelalak. Rahangnya mengeras seketika. "Apa kau sudah gila?!"

"Tidak, Daddy sendiri juga tahu jika aku tertarik padanya sudah sangat lama. Bahkan, saat ini kulitnya masih memerah."

Suit and Tie | ✅Where stories live. Discover now