BAB III. Berlatih

359 28 0
                                    

Di suatu perbukitan nan asri, sebuah pedati sederhana berhenti dipersimpangan jalan. Dalik dan Khamsu turun dari kendaraan tersebut, pedati pun segera meninggalkan tempat itu.

"Kenapa kita naik pedati, bukankah bapak punya singa raksasa?" Ucap Khamsu.

"Hahaha kamu mau pingsan lagi?" Jawab Dalik sambil tertawa, sementara Khamsu tersenyum malu. "Sudah, coba kamu melihat kearah sana. Disanalah markas Sandya berada" Dalik menunjuk kesebuah dataran rumput yang luas didepan mereka. Khamsu pun memperhatikan dengan seksama. Namun ia tidak melihat rumah atau bangunan apapun didepannya.

"Sebelah mana pak?" Khamsu masih belum mengerti. "Coba kamu berjalan kearah padang rumput." Ujar Dalik. Khamsu pun segera berjalan seperti yang diperintakan oleh Dalik. Ia menuju padang rumput melewati jalan berbatu yang ditata rapih dan kokoh.

"Wah luas juga ya, tidak sesuai perkiraanku tadi." Khamsu berkata dalam hati. Ia lalu berjalan memutar di area padang rumput. Sejauh mata memandang ia hanya melihat rumput dan pepohonan saja. Tidak ada rumah atau pun bangunan lainnya. Merasa panas karena terik matahari, lalu ia berjalan kembali ke arah Dalik.

"Tidak ada apa apa disana." Ucap Khamsu sambil memandang kearah rumput dan melindungi matanya dari sinar matahari.

"Perhatikan ini." Lalu Dalik terlihat mencengkeram udara menggunakan jemari tangan kanannya, kemudian jemarinya diputar kekanan. Sebuah pintu gaib terbuka didepan mereka. Melihat itu, Khamsu sedikit mencondongkan badan kedepan dan melihat apa yang ada dibalik pintu tersebut. Nampak sebuah bangunan besar dan luas berdiri megah dihadapannya. Ia pun mengusap – usap matanya seperti tidak percaya. Ia lalu menggeser sedikit badannya kesamping kanan pintu gaib. Padang rumput nampak kosong, bangunan besar didepannya tidak terlihat. Lalu ia kembali menggeser badannya kearah pintu gaib. Bangunan besar kembali nampak.

"Loh loh?" ucap Khamsu kebingungan sambil bolak balik menggeser badannya.

"Hehehe bingung ya?" ujar Dalik sambil memegangi tangan Khamsu supaya berhenti bergeser. "Inilah yang namanya tirai gaib Kacapuri. Dari luar tidak terlihat apapun." Jelas Dalik.

Mendengar kata Kacapuri, Khamsu kembali ingat kejadian beberapa hari yang lalu di dusunnya. Pada saat Kerta dikejar makhluk penuh bulu dan nyi Ratri dihajar habis – habisan oleh makhluk hitam. "Heh, jangan melamun." Dalik menepuk kepala Khamsu, yang ditepuk pun tersadar dari lamunannya. "Ayo." Dalik mengajak Khamsu untuk memasuki pintu gaib dan menuju ke markas Sandya.

Dalik dan Khamsu berjalan melewati jalanan yang batu yang tertata rapi dan kokoh. Setelah dekat dengan bangunan markas Sandya, nampaklah beberapa orang sedang beraktifitas disekitarnya. Beberapa orang sedang menyapu, merapikan rumput serta tanaman dihalaman depan bangunan. Ketika Dalik melintas, mereka pun mengangguk hormat. Dalik pun balas menangguk kearah mereka. Sesampainya di pintu masuk bangunan, penjaga pintu segera membukakan pintu dan mempersilahkan Dalik serta Khamsu untuk masuk. Setelah melewati pintu, terlihat lorong panjang terbentang didepan Khamsu. Mereka pun berjalan melintasinya. Tidak ada percakapan diantara mereka, sedangkan Khamsu sibuk memperhatikan sekitarnya.

Sayup – sayup tedengar suara hentakan berbarengan dari ujung lorong. Suara dari banyak orang. akan tetapi Khamsu enggan untuk bertanya asal dari suara tersebut. Setelah beberapa saat, lorong tersebut menemui ujungnya. Dan sampailah pada sebuah tempat yang luas berlantai batu kotak pipih tanpa atap. Mereka berhenti didepan pintu penghubung lorong dengan tanah lapang berlantai batu. Di tempat itu, terlihat puluhan orang sedang melakukan gerakan kanuragan. Rupanya suara hentakan itu berasal dari tempat ini.

"Ramai sekali tempat ini?" Ujar Khamsu. "Ini merupakan lapangan untuk berlatih bersama." Dalik yang mendengar ucapan Khamsu memberi penjelasan. Dalik mendekat kepada seseorang yang terlihat sedang mengawasi latihan. Setelah berbincang sebentar, Dalik memberi isyarat untuk mengikutinya.

BUMANDHALA : MENJAGA BUMI (TAMAT)Hikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin