I.2

933 29 2
                                    

"Haa!" Si hitam kuping lancip melontarkan pancaran tenaga dalam berwarna hitam kearah Darmala. Dua bola sinar hitam melesat kencang menuju sasaran dengan suara yang berdesing. Mendapat serangan mendadak, Darmala membuat perlindungan diri. Tangan kanan dihentakan kedepan dengan telapak tangan terbuka, sedang tangan kirinya tetap memegang kotak kayu. Sinar berwarna - warni keluar berhamburan dari telapak tangannya membentuk tembok perisai dedepan Darmala.

BLENG!! Sinar bola hitam membentur perisai milik Darmala. Perisai hancur berantakan, Darmala pun terhuyung kebelakang. "Hahhkk." Darmala menahan sakit luar biasa disekujur tubuhnya. Darah mengalir dari mulut dan hidungnya. Namun ia berusaha untuk tetap berdiri dengan napas terengah - engah. "Tenaga dalam apa ini, kuat sekali." Darmala berbicara dalam hati.

"Jangan bertingkah kuat, menyerah dan serahkan saja benda yang kamu pegang." Sikuping lancip sangat percaya diri. Ia melangkah mendekat kearah Darmala. Melihat musuh mendekat, Darmala melangkah mundur menjaga jarak.

Serangan sinar bola hitam kembali memburu Darmala. Ia pun melompat tingi dan bersalto kesamping kiri lalu turun ketanah. Serangan berhasil dielakkan. Namun, baru saja ia menyentuh tanah, si kuping lancip sudah melesat kearah Darmala dan bersiap melayangkan pukulan.

Buukkk. Pukulan telak menghujam perut Darmala walau sudah berusaha menghindar. Ia pun terpental kebelakang dan jatuh terguling. Kotak kayu yang sedari tadi didekapnya terlepas jatuh dekat semak - semak disamping kirinya. Penutup kotak pun terlepas sehingga isinya terlontar keluar. Sebuah keris pusaka berwarna hitam bercampur emas ditengahnya tergeletak disamping kotak kayu. Aura ular berwarna hijau nampak melilit memutari bilah keris. Seketika pancaran tenaga dari keris pusaka pun menyebar, dingin dan tajam. Walau terasa kecil, pancaran tenaga ini cukup membuat bulu kuduk berdiri bagi yang merasakannya.

BUMANDHALA : MENJAGA BUMI (TAMAT)Where stories live. Discover now