Pukulan Pertama 4

350 27 0
                                    

"Keparat!" terdengar suara orang yang mengumpat. Terlihat Gallam sudah berada di dekat dua rekannya yang masih tergeletak di tanah. Ternyata perisai asap hitam merupakan ulah Gallam untuk melindungi dua rekannya supaya tidak terkena serangan.

"Cepat bangun!" Bentak Gallam. Daga dan Dagi pun segera bangkit meski masih merasa sakit di badannya. Setelah berdiri,mereka berdua segera mengerahkan tenaga lebih banyak. Asap hitam telihat mengepul semakin banyak dari area punggung keduanya. Dirasa cukup, Daga dan Dagi segera melesat berlari dengan sangat cepat menyerang nyi Ratri.

Sementara itu Gallam tetap berdiri ditempat, namun ia terlihat menjulurkan tangan kanannya kedepan. Ia terlihat menghentakkan tenaga beberapa kali, empat bola sinar hitam terlontar dari telapak tangannya. Kecepatan sinar bola hitam melebihi Daga dan Dagi yang berlari, hingga menyalip mereka. Melihat banyak serangan yang datang bersamaan, nyi Ratri segera meningkatkan tenaganya. Pancaran sinar warna kuning terlihat bekilau disekujur tubuh nyi Ratri. "Catratyanta!" Kembali, nyi Ratri merapal mantra. Pancaran energi berwujud payung raja bersap tiga kembali muncul, dan bersiap menahan serangan. Lalu ia pun mengangkat kedua tangannya lurus keatas dengan telapak tangan terkepal. Rupanya, nyi Ratri ingin bertahan sekaligus melakukan serangan.

Setelah dirasa dua makhluk hitam berkepala babi hutan itu sudah semakin dekat, nyi Ratri menghentakkan kedua tangannya kebawah. Trarat! Dua buah kilat berwarna putih kekuningan menghujam dari arah atas. Hari yang sudah gelap membuat kilat telihat sangat terang.

Duarr! Darr! Huaahhkk. Heehhkk... Serangan kilat tepat mengenai kepala Daga dan Dagi. Keduanya pun langsung jatuh menghujam tanah, berkelojotan kemudian terdiam. Sementara empat sinar bola hitam terus melesat maju. Bum!Bum! Keempatnya pun dapat ditahan dengan jurus Catratyanta milik nyi Ratri.

Namun nyi Ratri terlihat terhuyung kebelakang. Walaupun berhasil ditangkis, namun getaran benturan tenaga yang kuat terasa menghantam tubuhnya, terutama bagian dada. Tenaga pelindungnya menjadi melemah karena ia harus membagi antara menyerang dan bertahan. Sedangkan sinar bola hitam milik Galam memang memiliki kekuatan yang dahsyat. Setelah dapat menguasai keseimbangannya, nyi Ratri nampak muntah darah. Ia terluka dalam. Kerta yang melihat hal itu pun sangat khawatir. Ia ingin sekali membantu, tapi apa daya kemampuannya sangat terbatas.

"Aduuh itu nyi Ratri muntah darah." "Iya ya." "Ahh kenapa ndak ada orang lewat sini ya, biar bisa bantu?" Jasirin, Muroto dan Samidi berbicara bergantian.

"Tidak mungkin ada yang bantu. Meskipun banyak orang lewat mereka tidak bisa melihat kejadian ini." Ujar Kerta memberi tahu kepada ketiganya.

"Lho kok bisa begitu?" Khamsu yang mendengar ucapan Kerta pun bertanya heran. "Sebab, puluhan meter dari area sini sudah ditutup tirai gaib bernama Kacapuri oleh nyi Ratri. Se...".

"Ahh kenapa ditutup, sekarang keadannya begini." Khamsu memotong pembicaraan Kerta.

"Begini saudara – saudara semua, pertarungan melawan para Tamisra bisa sangat berbahaya untuk lingkungan sekitarnya, terutama bagi orang – orang yang tidak ada sangkut pautnya dengan pertarungan tersebut. Mereka bisa saja terkena serangan yang mematikan. Untuk itu tirai gaib Kacapuri sangat penting keberadaannya." Jelas Kerta.

"Wahh termasuk kita ini ya dalam bahaya." Ujar Samidi.

"Ya betul betul." Muroto dan Jasirin mengiyakan perkataan Samidi.

Sementara itu, Khamsu yang telah mendengar penjelasan Kerta nampak sedang berpikir sambil melihat telapak tangannya. "Seandainya saja saya benar memiliki tenaga dalam, saya dapat menolong nyi Ratri, eh.. tapi.. Kerta yang sudah berpengalaman pun tidak sanggup Ah entahlah...." Khamsu berbicara dalam hati sambil kembali melihat kearah pertarungan.

BUMANDHALA : MENJAGA BUMI (TAMAT)Où les histoires vivent. Découvrez maintenant