I.17

352 30 2
                                    


Hari masih tengah malam. Dalik duduk bersila dibawah sebuah pohon. Tiba – tiba, "Macaann!!" Khamsu yang tersadar dan berteriak.

Plaakk! Dalik yang sedang duduk tenang, reflek menampar pipi Khamsu karena kaget.

"Itu singa!" imbuh Dalik. Kesadaran Khamsu pun segera pulih akibat tamparan dipipinya. "Mana macan eh singanya." Khamsu merangkak berputar – putar mencari – cari singa yang tadi dilihatnya.

"Sudah, tenang!" Dalik membentak Khamsu, yang dibentak langsung terduduk. "Tenangkan dirimu dan lihatlah sekeliling." Dalik memutar arah duduknya menghadap Khamsu. Khamsu menarik napas panjang lalu memutar – mutar pandangan kesekelilingnya. Ia pun mengenali tempat itu. Dan yang penting, singa raksasa sudah tidak terlihat.

"Loh ini sudah dekat dengan dusunku, bagaimana bapak tahu jalan kesini, dan mana singanya?"

"Jangan urusi singa milikku. Jalan kekanan itu menuju dusunmu kan, saya hapal sebagian besar daerah di pesisir utara." Dalik memberi penjelasan.

Khamsu pun berdiri, diikuti oleh Dalik. "Terimakasih sudah mengantar saya. Sekarang saya mau meneruskan perjalan sendiri saja, tidak usah diantar." Khamsu mengulurkan tangan untuk berjabat tangan.

"Tunggu sebentar." Dalik memegang tangan Khamsu yang ingin berjabat tangan, dan mendorongnya turun pelan - pelan. KHamsu pun heran. "Ada apa pak."

"Apa kamu mau ikut saya dan melatih bakat tenaga dalammu."

Khamsu berpikir sejenak. "Maaf pak, sepertinya saya belum siap melihat hal – hal yang menyeramkan seperti tadi." Khamsu menolak ajakan Dalik

"Hhmmm.." Dalik menghela napas panjang. "Baiklah. Sayang sekali potensi besar dalam dirimu tidak dimanfaatkan." Dalik lalu melangkah kedepan melewati Khamsu yang segera membalikkan badanya mengikuti Dalik. Setelah beberapa langkah Dalik berhenti dan menjulurkan tangan kanannya dengan jemari terlihat seperti mencengkeram sesuatu, lalu diputar kekanan. Tiba – tiba sebuah pintu gaib terbuka didepan Dalik.

"Pulanglah lewat pintu ini." Dalik memberi perintah. Khamsu yang terkagum melihat kearah pintu, lalu menggeser pandangan kesamping pintu. Ia heran pemandangan antara dalam pintu gaib dan sampingnya terlihat sama.

"Cepatlah." Ujar Dalik, dan Khamsu melangkah melewatinya.

"Terimaka..." Khamsu berbalik arah untuk mengucapkan terimakasih namun terhenti, sebab pintu gaib sudah menghilang dan Dalik juga tidak terlihat lagi. Melihat tidak ada siapa – siapa lagi disitu, Khamsu pun berlari menuju dusunnya.


kira - kira seperti ini peta kerajaan Kastaranagara

kira - kira seperti ini peta kerajaan Kastaranagara

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
BUMANDHALA : MENJAGA BUMI (TAMAT)Where stories live. Discover now