I.5

558 29 0
                                    

Hari masih gelap, dilangit bagian timur baru nampak sedikit semburat mentari pagi. Walaupun begitu, roda kehidupan sebuah dusun kecil diwilayah propinsi Lodaka, kerajaan Kastaranagara sudah mulai terasa. Para petani sudah mulai mempersiapkan peralatan dan perbekalan untuk bekerja. Nelayan pun sedang menyiapkan jala ikan dan kail.

Dipinggir jalan tanah penghubung antar dusun, ketika orang – orang sudah beraktifitas, nampak seorang pemuda berpakaian lurik bercelana hitam selutut duduk selonjor bersandar pada sebuah pohon besar. Matanya berkedip – kedip menerawang kosong. Disampingnya tergeletak dua buah keranjang anyaman bambu berisikan daun pisang dan daun singkong yang diikat kesebuah pikulan bambu.

"Permisi mbah Khamsu, kami duluan." Seseorang berbicara agak keras membuat pemuda yang duduk selonjor terkaget dari lamunannya. Ia menoleh kearah suara yang sudah berganti menjadi tawa terbahak – bahak. Nampak tiga pemuda sedang berjalan memikul hasil bumi dipundak masing – masing, tertawa sambil melihat kearah pemuda yang sedang duduk.

"Hahahah mari mbaaahh." Ucap ketiga pemuda bersamaan sambil sedikit membungkukkan badan layaknya sedang berjalan didepan orang yang lebih tua.

"Kurang ajar kalian. Awas ya." Ucap pemuda yang duduk bernama Khamsu sambil mengepalkan tangan kanannya kearah tiga pemuda yang lewat didepannya. Ketiganya hanya tertawa sambil meneruskan perjalanan.

Setelah ketiganya pergi, Khamsu membungkukkan sedikit tubuhnya sambil memijat – mijat ringan kedua kakinya, "Hhh... kenapa badanku semakin hari semakin mudah lelah. Berjalan kepasar pun harus istirahat dulu. Padahal dua kali bolak balik dari rumah kepasar pun sebelumnya aku sanggup" Ucap Khamsu dalam hati. "Umur masih duapuluh tapi mudah lelah mirip kakek - kakek, bagaimana tuaku nanti ya? Jangan – jangan sebentar lagi aku menyusul kedua orang tuaku ke akhirat.... Ah kok mikir ngawur." Khamsu menggelengkan kepalanya kencang lalu mengusap – usap mukanya menyadarkan diri dari lamunan.

BUMANDHALA : MENJAGA BUMI (TAMAT)Where stories live. Discover now