part 51 : Ending

En başından başla
                                    

Lea hanya diam tak memusingkan kedua pemuda tersebut.

"Eh Rin! Bilangin sahabat Lo ya!! Suruh ngejawab perasaan gue." Bisik Piyan yang lebih tepatnya bicara dengan keras. Memanas manasi Alex yang sudah mengepul menatapnya.

Karin melotot sambil menginjak kaki Piyan.

Lea menatap Piyan malas. "Udah sih Yan!! Lo diem aja deh."

"Apa sih yang!!." Ucap Piyan.

Alex menatapnya tajam dan beralih menatap Lea datar. Ia berbisik. "Maksudnya apa?"

Lea menoleh kearahnya. "Orang gak jelas."

Alex mendengus. "Lo inget janji lo kan?"

Lea mengingat tentang janjinya ditaman saat malam tahun baru. Ia mengangguk. "Inget lah."

"Jangan dibales perasaan dia."

"Kok lo posesiv sih?."

"Karena gue cinta sama lo."

Lea kicep lalu mengalihkan pandanganya. Dan pupil matanya bertabrakan dengan Piyan yang menatapnya dengan tengil. Lea mendesis lalu memilih menunduk.

"Oke guys!! Sorry yah!! Sebagai pasangan pengantin baru. Mohon dimaklumi bahwa kami sedikit sibuk ya?" Ucap Al sambil berdiri bersama Karin.

"Tayik lo."

"Sombong dia."

"Sonoh pergi."

Setelah Al dan Karin pergi mereka meneruskan pembicaraan. Lebih tepatnya pembicaraan dua pangeran yang memperebutkan seorang puteri.

Piyan berdehem. "Gue mau bicara sama lo." Matanya lurus kearah Alex.

Alex menatapnya dengab datar. "Tentang apa?"

"Secreet."

Alex mendengus lalu berdiri saat Piyan berjalan mendahului. Sebelum melangkah ia sempatkan menatap Lea yang juga menatapnya. Raut wajah Lea terlihat khawatir. Alex tersenyum berkata tanpa suara 'gak papa.

Setelah cukup jauh dari keramaian. Piyan dan Alex saling melempar tatapan tajamnya. Seolah mengadu seberapa tajan tatapan keduanya.

"Intinya saja."

Piyan memalingkan wajahnya. "Gue mau ngasih tau. Habis ini Lo harus jauh jauh dari Lea." Ucap Piyan menatap Alex. "Karena nanti malam gue akan buat sebuah kejutan yang akan menjadikan moment dimana Lea jadi milik gue dihadapan semua orang."

Bugh

"Bangsat. Jangan mimpi Lo." Geram Aoex setelah menonjok wajah Piyan. Tanganya sedari tadi sudah gatal ingin membuat Wajah pemuda didepanya ini menjadi hancur.

Piyan tak tinggal diam ia juga balas menyerang Alex. Yang dengan segera ditangkis oleh Alex. Piyan akui kalau masalah tonjok menonjok Alex yang lebih baik dari pada dirinya.

Pergulatan mereka berakhir dengan Alex yang menduduki tubuh Piyan. Wajah Piyan sudah tak terbentuk lagi. Bahkan sudut bibirnya telah robek akibat tonjokan dari Alex. Sedangkan Alex hanya lembam dipipi kanannya saja. Napas mereka memburu. Tangan Alex mencengkram kerah kemeja Piyan dengan kuat seakan belum puas dengan apa yang ia lakukan.

Alex menatap tajam Piyan dengan napsnya yang memburu. "Gue peringatin buat lo. Jauhin Lea! Lea hanya bakal jadi milik gue. Ingat itu."

Setelah itu Alex berlalu dari hadapan Piyan yang masih tergeletak diatas tanah. Piyan menatap cerahnya langit. Ia terkekeh sinis lalu duduk dan meludahkan darah. Meringis menyentuh ujung bibirnya.

The Past (SELESAI)Hikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin