part 34 : Piyan 2

1.8K 69 1
                                    


Dua bulan kemudian

Teriakan pekikan serta canda tawa menggema dikoridor sekolah mengarah kantin. Sejak usai bel istirahat kedua berbunyi nyaring. Para pelajar yang sudah penat menetap didalam kelas langsung saja berhamburan keluar.

Salah satunya gadis berkuncir kuda berjalan beriringan dengan gadis berambut coklat panjang sedang bersenda gurau menuju koperasi sekolah.

Langkah mereka terhenti saat muncul dua pemuda dengan gaya sok coolnya menghadang mereka.

"Sssttt. Kemana neng!!." Sapa salah satunya yang berambut hitam lebat acak acakan tapi masih terlihat tampan.

Gadis berkuncir kuda menatapnya datar. "Gak usah ganggu deh piyan."

Piyan terkekeh. "Lha kata siapa gue ganggu. Kan cuma nyapa sihh."

"Hah serah." Gadis itu mengalihkan tatapanya kearah sahabatnya. "Hayuk karin." Ajaknya.

Karin terkekeh. "Kita duluan ya!! Yan, raf."

Piyan melonggo sedangkan rafa terkekeh melihat aksi sobatnya yang tak menghasilkan apa apa. "Yang sabar sob!!"

Piyan berdecak dan berlari menghampiri gadis tersebut yang berada beberapa langkah didepanya.

"Tunggu, lea."

Lea memutar tubuhnya saat lenganya ditarik dari belakang. Ia mendecak dan memukuli piyan. "Lo apa apaan sih. Kalem bisa?"

Piyan mengaduh saat lea memukulinya dengan keras. "Buseettt cewek kok garang amat."

Lea mendelik. "Bodo. Emang lo ada apa sih dari tadi ganggu mulu."

Seketika piyan terdiam. Lha gue tadi mau ngapain. Batinya.

Melihat piyan yang sedang melamun. Lea segera berbalik dan memasuki koperasi.

Saat memilih dasi dan bulpoin lea terhenti mendengar karin yang cekikikan. Segera ia berbalik menatap gadis tersebut. "Kenapa lo?"

Karin menggeleng. "Hahahah tadi sumpah kocak banget si piyan. Keliatan begonya!! Ditanya ada apa malah melonggo kaya orang bego beneran."

Lea memutar bola matanya. "Kan dari pertama ketemu dia emang bego sii."

"Tapi sumpah kocak banget. Oh ya!! Akhir akhir ini si piyan nempelin lo terus deh le."

Lea terdiam. Ya memang benar selama dua bulan ini piyan selalu menggangunya tanpa sebab. Kalau ditanya kenapa? Malah ngasih alasan yang gak masuk akal.

"Iya ya!! Udah lah lupain. Dia kan emang gitu anaknya ganjen."

Karin menatap lea gemas. "Lo tuh gak peka atau pura pura gak peka sih!! Gemes gue. Lo gak liat apa selama ini kelakuan piyan ke lo tuh kayak nunjukin kalau dia TERTARIK sama lo lea sayang!!."

Lea menatap karin kesal. "Mana ada!! Dia tuh cuman iseng aja sihh, dan stop jangan lagi bicarain soal cowok. Bagi gue cowok tuh gak bisa diandelin tau gak."

Saat karin hendak membalas. Tertahan karena ada suara lain yang menyahuti.

"Kata siapa."

Sontak mereka berdua menoleh. Disana terdapat al yang nyengir bersender santai di rak peralatan lain. Lalu al maju dua langkah.

"Kata siapa coba?"

Lea menatap al kesal. "Kata dukun. Lagian nyaut nyaut aja lo. Dasar mulut waria."

Karin memalingkan wajahnya menahan tawa. Tapi sayangnya al menyadarinya. "Ketawa ya ketawa aja mbak."

Mendengar itu karin langsung mendatarkan wajahnya. Lea terkekeh menepuki pundak al. "Si mantan gengsi tuhh!!!"

The Past (SELESAI)Opowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz