part 4 : Setan penggangu

3.6K 150 2
                                    

Tenang yah,
Tunggu waktunya tiba. Kau akan menjadi milikku.

-THE PAST-


Bandung

Terkenal dengan kota yang dingin dan asri, apalagi di daerah yang dekat dengan perbukitan. Entah mungkin karena iklim tertentu atau memang dari sananya.

Pagi yang cerah. Sangat cocok dengan para penduduk yang semangat memulai hari mereka. Sekolah, Bekerja maupun melakukan hal lain.

Pagi ini Lea berangkat sekolah menaiki bus, karena mobil kesayanganya hari ini masuk bengkel harus di renov atas kemauannya sendiri. Dia hanya ingin terlihat dengan gaya berbeda saja.

Setelah turun dari bus, Lea langsung memasuki gerbang sekolah dan melewati tempat parkiran yang masih hanya ada beberapa kendaraan yang terparkir. Pagi ini Lea sedikit malas karena tadi pagi dia harus bangun sangat pagi sekali, dan kini dia mengantuk berat.

Sesekali ia menimpali saat beberapa murid mengenalinya. Lea menatap jam tangannya, masih tiga puluh menit sebelum bel masuk.

Saat Lea dikelas hanya ada dua sampai tiga anak yang sudah datang. Merasa masih ngantuk Lea memutuskan untuk tidur terlebih dahulu sebelum pelajaran ekonomi dimulai. Ia harus istirahat lagi sebelum otaknya di isi dengan rumus rumus yang akan membuatnya sakit kepala seketika.

Saat Karin memasuki kelas dia langsung mencari Lea dan menghampirinya dengan senyum sumringah.

"Le! Lea! bangun napa?" Ucapnya membangunkan. Karena merasa kesal lantaran Lea masih bergelut dimimpinya, Karin tidak menyerah dan terus membangunkan Temannya.

"Nih anak! Pagi pagi langsung molor aja." Gumamnya dan tiba tiba sebuah ide langsung hinggap di otak Karin.

"LEAAAA!! BANJIR LEEE!!!.. CEPET BANGUN NANTI TENGELEM LEE!!!." Karin berteriak tepat di samping telinga Lea.

Lea yang kala itu sedang enak enaknya bermimpi pun langsung tertarik ke alam sadarnya.

"ANJIRRR BANJIR WOY BANJIR.. CEPAT ELAAH SELAMATKAN DIRI MASING MASING." Jerit  Lea kelimpungan langsung menaiki meja dan seakan akan menaiki perahu sambil mendayung dayung dan teriak histeris.

Lea akhirnya sadar saat dia melihat Karin tertawa terpingkal pingkal sampai selonjoran di lantai. Sedangkan teman teman kelasnya hanya mengelengkan kepala ada juga yang ikut tertawa melihat ulah Karin dan Lea yang sudah mereka hapal satu bulan terakhir.

Lea segera turun dari meja dan berusaha se normal mungkin meski Karin masih tertawa penuh kebahagiaan.

"Sialan lo." Gumam Lea sembari menatap nyalang Karin yang berusaha menghentikan tawanya.

"Ahahahh sorry sorry. Salah lo sendiri dibangunin susah amat."

Dengan nafas tersengal sengal Karin meneruskan ucapanya. "Oh ya gue mau cerita." Seru Karin sambil duduk di samping Lea dengan senyum mengembang.

"Lo tuh yah!! Tadi enak enakan gue lagi ngipi dilamar oppa oppa Korea kesayangan gue. lo malah ngerecokin ih!." Gerutu Lea sambil merapikan penampilanya yang tadi seperti muka bantal.

"Elah maap kali tadi gue kesemangatan jadi yah gitu." Jawab Karin sambil mengaruk tengkuknya yang tidak gatal.

"Hufft! oke tapi lo harus janji bakal beliin gue duren tiga buah." Dengan senyum miring Lea berbicara tanpa beban. "Yang montong kalo bisa." Lanjut Lea dengan senyum manis andalanya.

Karin langsung melongo mendengar penuturan Lea. "Buseet!! lo kira gue anak juragan duren apa?! Asal lo tau yak duren perbiji itu lima puluh rebu apalagi yang montong kalo gak salah ratusan rebu. Dan lo minta tiga sekaligus!? astagfirullah, gue mah banyak banyak bersabar aja yah ngadepin temen lucnut kaya lo." Cerocos Karin panjang lebar.

The Past (SELESAI)Där berättelser lever. Upptäck nu