part 33 : Broken heart

Start from the beginning
                                    

"Gue bukan cenayang." Sahut lea kesal sambil membuka matanya menatap tajam pemuda itu.

"Eh matanya melek. Berarti tadi lo gak tidur dong?!!"

"Tapi kok lo tadi diem aja sih. Gak bilang kalo lagi gak tidur kan gue bisa-."

"Apa?"

Pemuda itu meringis. "Jangan negatip thingking dulu lah!! Maksud gue kan bisa kenalan gitu."

Lea diam dan masih menatap pemuda itu tajam.

Tiba tiba pemuda itu berbinar sambil menepuk tangan heboh. Lea sampai menatap dia heran.
"WOAAHHH MATA LO HAZEL YAA!! wishhh bagus tuhhh, dari dulu gue pengen punya mata kayak gitu. Bening coklat terang lagi.!"

Lea terlonjak dan menatap pemuda itu heran. "Gila." Ia mendudukkan tubuhnya.

Pemuda itu tak memperdulikan ucapan lea. Ia memilih mendekat duduk dikursi samping bangkar lea. Ia mengulurkan tanganya. "Neng cantik. Kenalin nama abang Defian fan fendof. Pangil saja abang, sayang, babang tamvan, bebep, hubby. Gue murid baru pindahan dari amrik. Gue bersarang dikelas 12 ipa 2. Kalo butuh atau kangen kesana aja."

Lea menatap pemuda yang menarik turunkan alis tebalnya itu. "O-ohh." Dengan ragu lea menjabat salaman tersebut.

Pemuda itu tersenyum lebar sambil memandangi tangan lea yang terasa pas digenggamanya. "mungil ya tangan lo. Gue suka."

"Heh." Lea segera menarik tanganya.

Pemuda itu menatap nametag yang berada dibagian dada lea. "Ranindiya mikelea w." Ejanya.

Lea melotot dan menabok kepal pemuda tersebut. "Mata lo dijaga goblok."

Pemuda itu meringis memeganggi kepalanya. "Haisss cantik cantik kok kasar neng!! Garang lagi."

Lea melotot. "Apa urusan lo."

Pemuda itu mengerucutkan bibirnya mendengar nada ketus dari lea. "Lo ngapain disini?"

"Berak." Jawab lea asal.

"Hah? Berak ya di toilet lah. Ngapain disini."

"Ya gak lah bego. Lo tuh nyebelin banget sih. Sekarang gini lo pikir jika seseorang diuks ngapain emang."

"Yah sakit lah." Jawab pemuda itu nyolot.

"Nah itu lo tau."

Pemuda itu menggangguk. "Sakit apa?"

"Kepo."

"Kayaknya lo gak orang indo asli ya?"

"Asli lah."

"Tapi kok kayak ada barat baratnya gitu. Apalagi mata lo."

"Ohh gue blasteran. Nyokap lampung. Kalo bokap jerman."

"Ohh pantesan agak mirip mirip gitu, kalo gue blasteran nyokap indo kalo bokap rusia." Ucap pemuda itu.

"Gak tanya."

"Ngeselin banget lo."

Lea tak memusingkanya ia lebih memilih ingin tau penyebab wajah pemuda itu yang baru ia sadari telah babak belur. "Wajah lo kenapa?"

Pemuda itu terdiam dan menunjuk wajahnya. "Biasa laki."

Lea mendengus. Perlahan ia bangkit duduk diujung bangkar dan turun.

"Eh eh mau kemana?" Tanya pemuda itu cepat ikut turun.

"Balik kelas."

"Ayo gue anter." Sambil menuntun lea kedepan.

The Past (SELESAI)Where stories live. Discover now