Chapter 21 | Local Dish Resto

123 5 0
                                    

“I trust you because I love you.”

Saat menyimpan buku-buku di loker, ponsel di dalam saku jeansku bergetar.

From : My Baby Luke

Ya, betapapun jengkelnya dengan kelakuan Toby yang mengubah nama kontak Luke sembarangan, dengan alasan tertentu aku menemukan diriku enggan mengubahnya kembali.

Tunggu aku di depan kelas kimia babe

Setelah menunggu selama lima menit, Luke membuatku heran dengan kemunculannya bersama Ashton. Ia membisikkan sesuatu ke telinga si pirang dan melayangkan tatapan tajam. Ashton mengangguk dan terdiam, raut wajahnya terlihat pasrah.

Saat tiba di hadapanku, Luke tersenyum manis dan aku tidak bisa menahan diri untuk tidak membalasnya.

“Hey, Luke, Ash.” Sapaku.

“Hey babe.” Aku memelototi Luke namun ia hanya tertawa kecil.

“Hey, Zee.” Jawab Ashton tersenyum separuh hati.

“Ia ingin mengatakan sesuatu.” Ujar Luke, lebih terdengar seperti sedang memerintah sahabatnya.

“Uh...” Ashton terlihat seperti sedang mencari kata-kata. Dengan tatapan tidak sabar Luke menyikut perutnya, menyebabkan erangan kesakitan keluar dari mulut Ashton.

“Easy, man. I'll do it nicely.”

“Then stop staring like that, just spill it.”

Aku hanya melihat mereka berdua dengan tatapan heran dan kedua lengan di silangkan di depan dada.

Menanggapi tatapan tajam Luke, Ashton menghela dan menghembuskan nafas pendek.

“Aku minta maaf, Zia. Aku sangat menyesal dengan kelakuanku hari itu. Aku tidak akan mengulanginya lagi. Aku janji.” Mata birunya menatapku penuh sesal.

“Bagus jika kau tidak akan mengulanginya lagi, aku tidak punya nyawa cadangan, kau tahu. Well, aku harap aku punya, sebagai antisipasi jika hal seperti itu terjadi lagi, tapi aku sadar aku bukan kucing.” Kataku berusaha membuat candaan, untuk meringankan suasana hati. Senyuman bersahabat kumunculkan di bibir untuk menghapus ekspresi bersalah yang sedari tadi menghiasi wajah Ashton.

“Jadi, sekarang kita sudah berbaikan?” tanyanya tak yakin, membuat senyumanku berubah menjadi tawa kecil.

“Tentu saja! Asalkan kalian berdua juga sudah berbaikan.” Jari telunjukku terarah pada mereka berdua secara bergantian.

“Oh jangan khawatir, Zee. Kami baik-baik saja, kau lihat.” Luke merangkul Ashton, menggoyang-goyangkan tubuh pria disampingnya yang sedikit lebih tinggi darinya lalu menepuk-nepuk punggungnya. Senyuman terpaksa dan tatapan tajam terarah pada si pirang.

“Jika kita sudah baik-baik saja berhenti menatapku seperti itu, dude.” Ujar Ashton.

Luke melepas rangkulannya lalu mendorong tubuh Ashton dengan gerakan bercanda—meski tatapanya masih sengaja di buat tajam. “Kalau begitu berhentilah menatap Zia seperti macan kelaparan!”

“Aku tidak melakukannya!” Ashton mengangkat tangannya ke udara tanda menyerah.

“Bullshit. Just stop it, dickhead, or I'll tear your eyes out of your head.” Luke memelototinya satu kali lalu mengisyaratkan sahabatnya itu untuk pergi. Aku hanya tertawa kecil, melihat mereka berdua dengan wajah terhibur.

“Touchy.” Ledek Ashton.

“Fuck off.” Jawab Luke yang di balas dengan tawa ringan oleh Ashton.

Perfect FamilyWhere stories live. Discover now