32 | Rasa yang Mulai Ada

2.4K 138 7
                                    

Ify melangkahkan kakinya sepanjang koridor sekolah menuju Ruang OSIS Untuk Rapat mengenai Turnamen dan Pensi Ulang Tahun Sekolahnya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Ify melangkahkan kakinya sepanjang koridor sekolah menuju Ruang OSIS Untuk Rapat mengenai Turnamen dan Pensi Ulang Tahun Sekolahnya. Walaupun Rio sudah bersikeras melarangnya datang supaya Ify dapat beristirahat sambil menjaga Gabriel. Ify tetap datang. Ify berpikir, sebanyak apapun masalahnya saat ini, sikap profesionalisme dalam bekerja harus tetap dijaganya. Dan Ify yakin, meski Sivia sudah berjanji akan menggantikan pekerjaannya untuk sementara. Pasti Sivia akan tetap kewalahan karena Sivia memang biasanya hanya membantu Ify bukan melakukan tugas-tugas utama yang biasa dihandlenya.

Ify melihat melalui jendela Ruang Osis untuk melihat kedalamnya. Ternyata baru ada Shilla dan Rio. Namun sesaat hatinya mencelos melihat tangan kokoh milik Rio mengacak puncak kepala Shilla, sambil tertawa riang. Langkah Ify terhenti, seketika darahnya membeku. Ada rasa mengikat dalam ulu hatinya melihat pemandangan yang barusan ia lihat.

"Fy, kok diem aja" Tegur seseorang membuyarkan keterdiaman Ify.

Ify tersentak. "Kak Debo, ngagetin aja" Seru Ify setelah melihat siapa yang menepuk pundaknya.

"Lagian ngelamun tengah jalan" Ucap Debo.

"Hah?" Ify menggaruk tengkuknya yang memang tidak terhalang dengan rambut panjangnya yang dikesampingkan

"Nggak ngelamun kok. Tadi ada lembaran kertas yang jatuh. Ya gue berdiri diem mastiin aja ada yang jatuh lagi atau nggak" bantah Ify mencari alasan.

Mata Debo menyipit. "Yakin?" Tanya Debo.

Ify mengangguk sambil tersenyum manis meyakinkan Debo.

Debo mengangguk kecil lalu mengajak Ify masuk kedalam Ruang Osis.

Rio terbelalak mendapati Ify masuk ke Ruang Osis bersama Debo dibelakangnya. Belum lagi penampilan Ify yang agak berbeda. Mungkin karena Rio lebih sering melihatnya dalam balutan seragam sekolah. Berhubung tidak sekolah akhirnya Ify mengenakan sebuah skinny jeans broken grey dengan kemeja biru agak gombrong dan dengan rambut yang dikesampingkan memperlihatkan leher jenjang milik Ify.

Seketika darahnya berdesir, namun digelengkannya kepalanya setelah menyadari akan kehadiran Ify yang melanggar ucapannya.

"Ify, Kan gue bilang-"

"Ssshh.. diem ya. Gue kesini bukan mau diceramahin. Gue mau rapat. Jadi nggak usah bantah gue, toh gue udah disini" Ucap Ify memotong ucapan Rio seenaknya.

"Gabriel gimana?" Tanya Rio.

"Ada Mama" Jawab Ify.

"Deva?"

"Ray ngelarang gue buat cari Deva hari ini. Gue disuruh nenangin pikiran. Tapi jadi pengangguran kan bukan salah satu hobi gue" jawab Ify santai.

Rio memandang aneh kearah Ify. Senyum dan nada bicaranya memang mengatakan jika Ify baik-baik saja, tapi binar matanya tidak dapat membohongi Rio. Binar mata Ify tetap seperti semalam. Kosong, namun jauh lebih baik karena tertutupi senyum yang terlukis manis dibibirnya.

That's All Cause IFY (END) - RevisiWhere stories live. Discover now