--- Blood Sweat & Tears ---

1.9K 249 83
                                    

"I'm really late, she's gone and won't come back but can I ask for a miracle this time?"
-
-
-
-


Malam itu

Dimana air mata kembali untuk keluar, namun tidak ada yang peduli atau mungkin peduli tapi tidak ingin memperlihatkan nya? Pengecut. Bolehkan disebut seperti itu? Membohongi diri sendiri untuk terkesan tidak peduli padahal hati itu memberontak untuk menghentikan segalanya.

Pembatas hitam yang mulai terbangun menghalangi ego dan perasaan, menatap mata yang sudah memerah sejak tadi itu membuatnya sakit, namun lagi dan lagi egonya menang, terlalu jahat hingga ia membiarkan nya begitu saja, karena kebingungan nya ternyata lebih mendominasi.

"Kenapa kau kesini? " suara yang sangat dingin dam menusuk ditelinga itu terdengar, membuat sebuah lubang baru dalam perasaan yang masih sama itu, Hyunjin menatap datar seorang wanita yang sejak tadi sudah berdiri didepannya seakan tanpa minat sama sekali dalam mata hitam itu.

Park Jiyeon hanya terseyum kecil mendengar kalimat itu, ia selalu menganggap dirinya pantas diperlakukan seperti ini , dengan wajah yang sudah penuh air mata sejak tadi ia masih terdiam, bahkan dibelakang sana Jihoon sudah tak tahan melihat pemandangan didepannya yang menyakiti orang yang ia sayang.

"Ya! Hwang Hyunjin, apa seperti ini caramu memperlakukan perempuan? " ujar Jihoon sarkastik dan menatap Hyunjin tajam, ia menarik tangan Jiyeon untuk mundur, sudah ia tak tahan melihat Jiyeon yang terus seperti ini.

"Aku tau ini terlalu sulit untuk diterima, tapi pantaskah kau berlaku seperti ini? Kau egois Hyunjin. " ujar Jihoon dengan nada bicara yang bergetar, ia menahan semua emosinya agar tak keluar begitu saja karena ia ingat, Jiyeon memintanya agar tidak memukul Hyunjin atau menyakiti pria itu.

Aneh bukan? Bahkan saat Jiyeon selalu di perlakuan tak pantas hanya karena meminta maaf tapi wanita itu masih memikirkan keadaan Hyunjin, Jihoon sendiri bingung dan tak mengerti dengan jalan pikiran Jiyeon, sedangkan Hyunjin masih diam namun ego dan hatinya tengah tak tenang didalam sana.

"Jihoon-ah.. Biarkan aku bicara padanya. " ujar Jiyeon dengan suara yang terdengar serak, mungkin sebentar lagi suaranya akan hilang tangan kecil yang tampak tak bertenaga itu menyentuh tangan Jihoon membuat Jihoon menghembuskan nafasnya berat.

"Hyunjin-ah... Kesalahan ku memang sangat besar, mungkin susah untuk kau maafkan.. " nada bicara itu tercekat, Jiyeon berusaha menerus kalimatnya walau sebenarnya ia tak sanggup, tatapan Hyunjin terlihat menusuknya.

"Dan aku tau Kau membenciku saat ini, aku berjanji ini yang terakhir aku katakan padamu. " ujar Jiyeon pelan hingga senyum itu terbit dari bibir nya yang tampak pucat itu, Jihoon menahan dirinya agar tak berbuat jauh, ini menyakitkan sungguh.

"Maafkan aku karena telah berbohong padamu ,dan maafkan aku karena telah menyakitimu terlalu dalam..."

"Dan kau tidak perlu mengusir ku, karena aku hanya ingin memberitahu mu.... aku akan pergi sekarang untuk melakukan sesuatu. " Jiyeon menggengam tangannya sendiri sekuat tenaga, ia tidak membiarkan air matanya jatuh lagi, ia berusaha kuat, walau sebenarnya hatinya sangat hancur.

"Jaga dirimu dan hiduplah bahagia Hyunjin. " ujar Jiyeon dengan senyum di wajah nya,di satu sisi Hyunjin ingin menahan wanita itu pergi, Hyunjin ingin memeluknya sekali lagi namun ia tidak bisa, ingatan-ingatan buruk dikepala nya terus berputar hingga Hyunjin kembali membencinya.

Jiyeon akan benar-benar pergi, mungkin inikah yang terbaik? Bahkan pria didepannya nampak tak peduli, Jiyeon melangkah menjauh meninggalkan kamar itu dengan air mata yang akhirnya keluar lagi.

[After Rain] • Hwang Hyunjin [Stray Kids] √Where stories live. Discover now