--- Make Sure ---

2.4K 359 5
                                    

"I want to stop deluding, I want to live as a normal human being"
-
-
-
-

Seorang wanita berjalan gontai di koridor yang cukup sepi itu, berulang kali ia menghela nafas kesalnya, kejadian memalukan yang baru saja terjadi membuatnya ingin sekali membuang diri ke laut namun ia masih bisa berpikir jernih ia tidak ingin menyia-nyiakan hidup nya begitu saja, Jiyeon memilih untuk beristirahat di sebuah kursi yang berada di depan ruangan yang kosong karena ia sudah lelah berjalan tak tentu arah selama 1 jam lebih, seketika Jiyeon ingin kembali keruang dance itu namun pikirannya kembali melayang pada Hana dan Chan sehingga membuatnya mengurungkan niat yang sudah ia bangun itu.

"Ah memalukan sekali, kenapa aku harus jatuh tepat di atasnya? " ucap Jiyeon kesal sambil menghentak-hentak an kakinya kesal, ingatannya jatuh kepada 1 jam lalu saat ia jatuh tepat diatas tubuh Hyunjin, namun ia segera menggeleng kan kepala kuat untuk menghilangkan ingatan itu

"Keluarlah dari pikiranku! " ucap Jiyeon, ia segera beranjak dan melangkah pergi dari tempat itu, namun langkah nya terhenti saat melihat ruangan didepannya sedikit terbuka, perlahan ia berjalan untuk melihat ada apa diruangan itu, karena ruangan itu jarang dipakai

"Kenapa?! Kenapa?! Bergerak lah seperti dulu!" " teriakan lirih itu terdengar di telinga Jiyeon ia perlahan membuka pintu itu agak lebar sehingga terlihat seorang pria tengah duduk dengan keringat di seluruh tubuhnya ,tangannya tidak berhenti memukul kaki yang terbalut celana training putih dan perlahan mengeluarkan darah itu , Jiyeon menutup mulutnya tak percaya

"Bergeraklah kaki sialan! " lagi dan lagi pria itu berteriak, Jiyeon mulai merasa kasihan dengan Hyunjin.

"Berhenti menyakiti dirimu sendiri bodoh. " ucap Jiyeon, Hyunjin langsung mengalihkan netranya kearah Jiyeon, perempuan itu perlahan berjalan kearah Hyunjin yang masih terduduk disana, kakinya yang mengeluarkan darah terlihat, Jiyeon berjongkok menyamakan posisinya dengan Hyunjin

"Pasti sakit. " ucap Jiyeon sambil melihat luka Hyunjin, Hyunjin hanya diam dan tidak merespon sama sekali.

"Pergilah. " ucap Hyunjin malas, Jiyeon segera menatap pria di depannya sungguh rasanya ingin sekali memukul pria itu, Jiyeon tidak pernah mengerti apa Hyunjin tidak memiliki rasa sakit sama sekali, pria itu malah bersikap biasa, Jiyeon hanya curiga yang dikatakan Hyunjin kalau hatinya sudah mati itu benar adanya.

"Wae? Memangnya ruangan ini milik mu? Lihatlah! kau memukul kakimu terlalu keras. " ucap Jiyeon kesal, Hyunjin hanya terus diam dan itu membuat Jiyeon makin gerah dengan sikap diam pria itu, apakah pria ini puasa bicara? Pikir Jiyeon

"Bahkan jika Aku sampai mati sekalipun aku tidak peduli, dunia tidak membutuhkan pengecut seperti diriku bukan?" ucap Hyunjin, Jiyeon menganga mendengar penuturan Hyunjin, ia berpikir apakah Hyunjin sebenarnya tidak niat hidup sama sekali? Dan mendengar kata pengecut membuat Jiyeon sedikit merasa bersalah pada Hyunjin karena Jiyeon ingat ia menyebut Hyunjin pengecut

"Yak! Kau pikir jika kau mati akan langsung ke surga? Ck! Hidup itu berharga. " Jiyeon langsung berdiri dan menatap Hyunjin dari pantulan kaca besar di depannya, Hyunjin tersenyum penuh arti

"Bahkan hidup lebih menyakitkan daripada mati" Jiyeon kembali menatap Hyunjin yang mulai berdiri, apakah kehidupan pria itu sangat sulit dan menyedihkan ? hingga ia lebih memilih untuk mati? Batin Jiyeon mulai berbicara sambil terus melihat Hyunjin, Hyunjin beberapa kali hampir terjatuh dan Jiyeon ingin membantu namun segera ia urungkan saat melihat Hyunjin menatap nya, Hyunjin sudah dalam keadaan berdiri, ia mengambil nafas lalu menghelanya perlahan untuk sekedar menghilangkan nyeri dikakinya

"Sekarang pergilah, atau kau mau disini sendirian? " ucap Hyunjin, Hyunjin sedikit goyah saat berdiri ia hampir terjatuh jika saja tidak ada Jiyeon yang menahannya, Hyunjin ingin menjauhkan dirinya dari Jiyeon namun wanita itu malah membuat Hyunjin kembali duduk dilantai itu

[After Rain] • Hwang Hyunjin [Stray Kids] √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang