--- Side Black ---

1.5K 225 19
                                    

"Loving is not just about having but also about giving up"
-
-
-
-

Hawa dingin menusuk masuk melalui celah jendela membuat segalanya terasa semakin berat, hembusan nafas berat itu terdengar beberapa kali, walau mata itu masih terpejam namun pikirannya benar-benar tak tidur.

Apa yang harus ia lakukan?

Ia ragu.

Bertemu dengan sebuah mimpi yang awalnya ia anggap sebagai mimpi Indah dimana hanya ada kebahagiaan dan kehidupan yang ia inginkan namun kini berbalik, ia membenci semuanya, terdengar sepele namun benar-benar membawa pengaruh dan perubahan yang membuatnya ingin benar-benar menghilang.

Sekilas terlintas kenangan-kenangan yang ternyata masih tersimpan dalam serpihan memori ingatannya, kenangan yang seharusnya menjadi manis kini benar-benar berubah hitam pekat dan tak terlihat.

Tangannya sejak tadi menggengam tangan orang yang bisa menenangkan nya dengam berbagai cara berkali-kali sentuhan ringan ditangannya membuat Hyunjin merasa sedikit terbantu melewati kecemasannya.

"Kau gugup Hyunjin? " pertanyaan itu terdengar, Hyunjin menghembuskan nafasnya pelan, namun masih enggan membuka matanya, kenapa? Karena mereka sedang dalam perjalanan menuju tempat yang sebenarnya tak ingin Hyunjin datangi.

"Aku hanya Khawatir aku tidak bisa mengendalikan emosiku nanti. " gumam Hyunjin pelan, bahkan sangat pelan, namun Jiyeon masih dapat mendengar nya dengan jelas.

Jiyeon hanya diam lalu mengusap tangan Hyunjin yang masih menggenggam nya kuat, ia melihat Jihoon yang tampak juga melihatnya dari kaca mobil itu, dengan tatapan bertanya-tanya sebenarnya kenapa Hyunjin terus memejamkan matanya.

"Dia selalu seperti ini jika naik mobil. " ujar Jiyeon seakan tau pertanyaan yang ingin Jihoon lontarkan, Jihoon hanya menganggukan kepalanya mengerti.

"Ya Park Jihoon... Aku ingin bicara padamu nanti." Jihoon sedikit tersentak saat mendengar Hyunjin bicara dengannya masih dengan mata tertutup rapat, sebenarnya Jihoon sedikit penasaran dengan apa yang Hyunjin ingin katakan padanya.

Apakah penting?

Jihoon harap seperti itu, karena ia tidak ingin berurusan dengan pria itu walau di masa depan ia dan Hyunjin akan menjadi keluarga, kalian pasti tau apa maksud Jihoon bukan? Walau Jihoon belum sepenuhnya yakin.

Selama 30 menit perjalanan, kondisi mobil tetap hening tanpa basa basi ataupun obrolan yang berlebihan, Jiyeon menatap keluar jendela dengan pikirannya yang menuju sebuah bayangan yang akan ia lewati.

Menyeramkan

Tapi harus ia lakukan.

"Kita sampai. " ucapan Jihoon membuat Jiyeon tersadar dari lamunannya, sedangkan Hyunjin makin menguatkan genggamannya, Jiyeon dapat merasakan, prianya belum siap melakukan ini, namun ini adalah yang terbaik.

"Jihoon-ah kau duluan, kami akan menyusul. " ujar Jiyeon dan Jihoon menghembuskan nafasnya berat namun ia tetap memenuhi permintaan Jiyeon, mungkin memang butuh sedikit waktu untuk membangun mental Hyunjin.

"Hyunjin-ah, semuanya akan baik-baik saja, percaya padaku.... Kau bisa menemuinya, pegang tanganku. " perlahan Hyunjin membuka matanya menatap Jiyeon yang tengah tersenyum didepannya, ntah Hyunjin rasa itu sebuah senyum palsu.

Wanita itu juga tak suka hal ini

Tapi kenapa tetap melakukannya?

"Kau sendiri.... Apa kau baik-baik saja? " tanya Hyunjin, Jiyeon masih tersenyum lalu tak lama menganggukkan kepala nya namun Hyunjin masih dapat melihat kekhawatiran dari mata wanitanya.

[After Rain] • Hwang Hyunjin [Stray Kids] √Where stories live. Discover now