--- For Real ---

2.4K 323 5
                                    

"Why do I always feel guilty? even when I do not know what mistake I made"
.
.
.
.

Pria itu mengemudikan mobilnya dalam kecepatan sedang menuju sebuah universitas kenamaan seoul, rasa khawatir mulai mendominasi dirinya namun ia tetap berusaha tenang sampai ia tiba ,ia segera memakirkan mobilnya dan mulai berjalan menuju lantai dua sesuai petunjuk yang diberikan penelpon tadi, cukup sepi di lantai itu ruangan banyak terlihat kosong dan tidak ada satupun orang disana awalnya Minhyun ragu namun tak lama ia melihat sebuah ruangan terbuka ,tanpa pikir panjang ia segera memasuki ruangan itu terlihat seorang wanita tengah memeluk seorang pria

"Permisi. " ucap Minhyun pelan, wanita itu mendongak, mata wanita itu tak bisa lepas dari Minhyun dan menatapnya penuh kagum namun tak lama perempuan itu tersadar.

"Anda kakaknya Hyunjin? " tanya Jiyeon, Minhyun menganggukkan kepala dan membuat Jiyeon menghela nafas lega  ia segera menunjuk pemuda yang berada di pelukannya  Minhyun langsung tau itu Hyunjin itu dapat dilihat dari baju yang pemuda itu pakai ,Jiyeon sebenarnya tidak ingin berada di posisi ini dan ingatannya kembali mengingat kejadian beberapa saat lalu

Flashback

"Jangan tinggalkan aku lagi, Yeon-ah. " ucap Hyunjin lirih sambil mempererat pelukannya, Jiyeon hanya diam karena ia tidak tau apa yang sebenarnya terjadi pada pria itu namun sebuah isakan kecil terdengar di telinga Jiyeon, Jiyeon menepuk bahu Hyunjin pelan untuk menenangkan pria itu, Hyunjin makin menenggelamkan kepalanya dalam ceruk leher Jiyeon

"Aku takut Yeon-ah, aku tidak ingin kehilanganmu lagi. " Hyunjin terus berbicara, Jiyeon hanya mendengarkan setiap kalimat yang di ucapkan pria itu, Jiyeon mengambil kesimpulan bahwa Hyunjin sedang mengalami Depresi berat itu dapat ia lihat dari tingkah Hyunjin yang awalnya selalu mengatakan tentang kematian dan sekarang mungkin pria itu berdelusi dan menganggap Jiyeon adalah orang lain, Jiyeon tau karena ia pernah membaca beberapa buku tentang psikologi, namun lagi dan lagi Jiyeon harus mengetahui fakta menyedihkan dari seorang Hwang Hyunjin, pria yang bahkan tidak ia kenal sama sekali.

"Aku akan disini. " ucap Jiyeon pelan, tangannya masih menepuk bahu Hyunjin pelan tangan Hyunjin masih melingkar di pinggang ramping nya dan semakin lama semakin erat, isakan sudah mulai mereda, ia menatap Hyunjin sekilas dan pria itu menutup matanya

"Bisakah kita melihat pelangi lagi? Aku ingin melihatnya. " ucap Hyunjin pelan, matanya masih tertutup Jiyeon dapat merasakan deruan nafas Hyunjin yang cukup berat, Jiyeon hanya mengangguk untuk mengiyakan perkataan Hyunjin, jika ia menolak mungkin Hyunjin akan mengamuk dan memilih loncat dari gedung itu. Semakin lama pundak Jiyeon terasa berat.

"Hyunjin" panggil Jiyeon pelan sambil menepuk bahu Hyunjin berulang kali namun pria itu tak kunjung memberi respon membuat Jiyeon merasa ada yang salah

"Astaga! dia pingsan atau tidur?" ucap Jiyeon, ia berusaha rengkuhan Hyunjin namun tak kunjung berhasil, ia melihat handphone Hyunjin yang berada tak jauh dari nya dan segera ia ambil Handphone itu, dan untung nya handphone itu tidak di beri kunci jadi Jiyeon bisa menghubungi seseorang untuk membantu Hyunjin,

Namun Jiyeon lagi-lagi di buat bingung hanya ada dua kontak disana dan keduanya di menggunakan kata 'Hyung'  Jiyeon menekan asal dan beruntung nya ia menelpon kakak Hyunjin, namun Jiyeon mengatakan Hyunjin pingsan padahal ia tidak tau Hyunjin pingsan atau tertidur, setelah panggilan selesai Jiyeon segera meletakkan kembali Handphone Hyunjin, Hyunjin masih memeluk nya seperti tadi karena percuma Jiyeon berusaha melepaskan nya namun tidak berhasil karena Hyunjin terlalu berat dan rengkuhannya lumayan kuat, namun tak lama Netra Jiyeon beralih pada wallpaper Handphone Hyunjin yang tadi ia pakai, seorang wanita dengan dress putih selutut yang sedang tersenyum

[After Rain] • Hwang Hyunjin [Stray Kids] √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang