"Tenanglah. Kalau mereka menerimaku disini, mereka juga akan menerimamu." Ucap Stephan mencoba menenangkan Nadila.

"Jangan menangis. Kamu tidak boleh menangis didepan Ratu." Stephan menghapus airmata Nadila lalu berbalik menghadap Ratu Naomi.

"Ratu, Saya mohon dengan sangat. Ijinkan Saya untuk tetap menjaganya disini. Biarkan dia disini berada dalam pengawasan Saya. Saya akan bertanggung jawab atas dirinya." Ucap Stephan.

"Kita masih harus membicarakan hal ini Panglima. Aku tidak bisa mengambil keputusan sepihak. Terlebih ini bukanlah hal yang kecil" Ucap Ratu Naomi.

"Jika Nadila tidak diterima disini, dan keputusannya tetap akan dibuang ke tempat pengasingan..." Stephan menggenggam erat tangan Nadila sebelum melanjutkan kembali ucapannya.

"Aku tidak mau menjadi Panglima lagi. Aku akan menemaninya di tempat pengasingan."

Semua terkejut mendengar ucapan berani Stephan. Ratu Naomi dan semua keluarga Stephan tau, betapa anak itu menginginkan menjadi seorang Panglima hebat dan dicintai oleh semua penduduk desa.

Baru saja ia merasa bahagia karena pengangkatannya sebagai seorang Panglima. Namun sekarang, ia sudah ingin melepas kehormatan itu demi seseorang.

"Dasar. Kau sangat tau membuat Kakakmu terlibat" Batin Ravien.

Ia benar-benar tidak tega melihat wajah Stephan, terlebih setelah mendengar adiknya itu sampai melepaskan impiannya sebagai seorang Panglima. Ia tidak mungkin membiarkan Adiknya menanggung hal ini sendirian.
Mungkin sedikit tindakan nekat, bisa membuat kita memiliki kesempatan untuk bernegosiasi, pikir Ravien.

"Aku akan hidup dan tinggal, dimana adikku berada." Ucap Ravien.

"Ravien.." Vino hanya melihat anaknya berjalan menghampiri Nadila dan Stephan. Ia tidak ingin anak-anaknya bernasib sama seperti mereka dulu.

"Tidak apa-apa, Ayah." Ravien berdiri disamping adiknya. Ikut menghadap pada Ratu Naomi.

"Saya bertahun-tahun tinggal dan tumbuh bersamanya. Kami berlatih bersama, Saya yang paling tau bagaimana kemampuannya. Dan jika dia berani mengambil keputusan, Saya percaya dia dapat bertanggung jawab. Saya juga mengajukan permintaan yang sama dengan Stephan. Saya ingin Nadila tetap berada disini, dibawah pengawasan Stephan. Dan kalau perlu, Saya akan meminta murid Saya untuk membantunya. Jika Yang Mulia Ratu masih ragu" Ucap Ravien.

"Masalah ini tidak sesederhana itu." Ucap Okta. Mewakili Ratu Naomi yang sudah tak bisa mengatakan apapun.

"Kalau begitu, Saya juga akan ikut ke pengasingan jika Stephan dan Nadila disana."
Ratu Naomi tiba-tiba merasakan pusing dikepalanya. Kenapa bisa kedua Panglima nya sangat tau cara membuatnya pusing dalam sekejap.

"Kalian semua ikut aku." Titah Ratu Naomi.
Ia tidak mungkin membahas hal seperti itu di luar.

"Maafkan mereka Ratu" ucap Vino dan Okta ketika Ratu Naomi melewati mereka.

"Mereka sangat persis seperti kalian. Dan ini membuatku pusing" Jawab Ratu Naomi.
Ia masih mengingat dengan jelas dalam pikirannya. Ketika Vino dan Okta, memilih untuk membuang semua kehormatan kerajaan yang mereka miliki untuk cinta mereka.
Dan kejadian ini kembali terulang pada anak-anak mereka.

Perdebatan antara Ratu dan Panglima itu tentu menjadi perbincangan para Prajurit kerajaan yang mendengarkannya.
Mereka juga bertanya-tanya, siapakah 'murid' yang dikatakan Panglima muda itu?

~~~

Suasana tegang kembali terasa di dalam ruangan Ratu Naomi.

"Ini bukan keputusan yang mudah. Apa kalian bisa memberikanku pilihan lain?" Tanya Ratu Naomi.

Tentu, jauh dilubuk hatinya. Ia tidak akan tega membiarkan anak-anak itu berada di tempat pengasingan. Meskipun mereka tergolong anak yang hebat dan kuat. Tapi, mereka tetaplah anak-anak. Tempat itu sangat tidak pantas untuk seorang anak. Bahkan orang dewasa saja ada yang lebih memilih mengakhiri hidupnya di dalam tempat pengasingan itu, karena tidak kuat dengan segala kegiatan disana.

Namun, jika ia tidak melakukan tindakan. Gadis bernama Nadila itu sangat berbahaya bagi rakyatnya, jika ia dibiarkan tetap tinggal disini. Mengembalikannya ke dunia nya pun juga sangat beresiko. Bagaimana jika nanti orang-orang disana mencari tau tentang mereka? Itu akan berbahaya bagi kerajaannya.

"Apa Saya boleh memberikan saran?" Tanya Vino.

"Silahkan Panglima"

"Jika boleh. Saya hanya ingin yang terbaik untuk kita semua. Dan jika Ratu tidak keberatan, mungkin Yang Mulia Ratu bisa meminjamkan pakaian milik Anda dulu. Ketika melihat hal ini, Saya jadi teringat masa kecil Anda dulu. Bukankah Yang Mulia Ratu juga seperti Nadila?" Ratu Naomi mengingat-ingat kejadian dulu. Sekaligus mencari tau maksud dari Vino.

Pakaian? Pakaian apa? Pikir Ratu Naomi.

"Saat itu Anda berusia sepuluh tahun." Vino membantu Ratu Naomi untuk mengingat kembali masa lalunya.

"Kau benar. Kita mungkin bisa menggunakan itu" Ucap Ratu Naomi yang baru saja mengingat kembali kejadian masa kecilnya.

Baju itu, bukanlah baju biasa. Baju itu dibuat dan diperkuat oleh sihir dari Raja, Ratu dan juga dua petinggi kerajaan. Tujuannya untuk menekan kekuatan Ratu Naomi yang dulu sangat susah untuk di kontrol.
Jika ia marah sedikit saja, kekuatan sihirnya bisa tiba-tiba keluar dan menghancurkan ruangan baca sang Raja.

"Nadila, ikutlah denganku." Nadila melirik pada Stephan dan Ravien yang berdiri disampingnya.

"Jangan takut. Ratu akan menolongmu. Kami akan menunggumu disini" Ucap Stephan. Nadila pun perlahan berjalan mendekati Ratu Naomi.

"Kalian tunggulah disini. Aku akan mengajaknya ke tempatku." Ratu Naomi pun membawa Nadila yang masih terlihat takut. Padahal ia tidak akan menyakiti gadis kecil itu.

Sekitar sepuluh menit, Ratu Naomi dan Nadila kembali keruangan dimana Para Panglima nya berada.

"Aku yakin, baju ini sangat membantu." Ratu Naomi menyuruh Nadila untuk kembali pada Ravien dan Stephan.

"Sudah kuputuskan. Dia akan tetap berada disini, dia akan mengikuti sekolah sihir. Disana ia akan belajar cara mengendalikan sihirnya sendiri. dan tentu saja akan tetap berada di bawah pengawasan Panglima Stephan dan juga murid dari Panglima Ravien. Meskipun keputusanku ini sudah menyimpang dari aturan yang seharusnya, aku hanya berharap, kalian tidak mengecewakanku"

"Terimakasih atas kemurahan hati Anda Yang Mulia Ratu" Ucap mereka semua sambil sedikit membungkuk.










😌 I'm Back 😎

Gimana?

Nah loh berarti mereka pisah ya ini.. Ravien sama Sinka sekolah di dunia manusia..
Stephan sama Nadila bakal sekolah di sekolah sihir.. 😏😏

See Ya 🙋
Salam Team GreTa-VinShan-BebNju

Two Moon [END]Where stories live. Discover now