Wrecked Heart

53.9K 4.3K 1.7K
                                    

Kami duduk di meja yang sama dengan Aaron

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kami duduk di meja yang sama dengan Aaron. Drey menempatkanku di depan Aaron sementara dia duduk di samping Aaron sambil ngerumpi sepanjang acara makan malam. Mereka akrab banget. Kayanya aku nggak pernah lihat Drey seakrab ini selain sama keluarga dan Heath.

"Kapan kamu kembali ke London?" tanya Aaron sambil mengunyah dagingnya.

(Aplaus deh buat Drey yang sama sekali nggak tergoda untuk minum sekalipun Aaron sudah berkali-kali menawarinya. Dia memesankanku air putih dan mengatur apa yang boleh kumakan.)

"Kupikir besok aku harus segera kembali." Drey mengelap mulutnya. "Ini pertama kalinya aku meninggalkan mereka." Dia meminum air putihnya sampai hampir habis.

"Lalu, bagaimana denganmu?" Aaron menatapku.

"Aku? Uhm ..." Aku bukan memikirkan bahasa Inggris-nya. Aku sendiri nggak tahu mau ngapain di tempat ini. Kalau sendirian di sini, mungkin aku cuma guling-guling aja.

"Bolehkah aku memintamu menjaganya?" tanya Drey dengan suara tegas. Kalimat ini lebih terdengar seperti perintah daripada permintaan.

Aku dan Aaron memperhatikannya.

"Aku tahu kalian baru saja kenal dan kamu sibuk ..."

"Tidak," kata Aaron sambil tertawa. "Tentu saja aku bisa." Dia berpaling padaku lagi. "Kalau kamu tidak keberatan."

Mengingat ini memang sudah takdirku, jadi ya sudah. Aku terima saja. "Thank you for your ... kindness," kataku pelan. Aku bingung menyebut apa untuk kesediaan Aaron ini. "Aku ... uhm ...   ingin melihat ice skating di rockefeller center. Kudengar itu icon di sini."

Dia menjentikkan jari. "Excellent. Aku bisa menyombongkan diri padamu nanti. Aku suka ice skating. Aku yang terbaik." Dia mengedipkan mata dengan gaya membual.

Aku nyengir. "Eh, aku cuma akan melihat saja. Aku tidak bisa bermain ice skating. Aku belum pernah melakukannya seumur hidupku."

Dia tertawa. "Jangan khawatir. Aku bisa mengajarkanmu. Besok?"

Aku mengangkat bahu. "Terserah padamu. Aku menganggur. Aku bisa melakukannya kapan saja. Kamu yang beker--"

"Shit!" desis Drey keras.

Aaron melihat ke arah yang dilihat Drey. Aku juga jadi ikut-ikutan melihat ke arah pandangan Drey.

Ada cowok tinggi tegap yang sedang tertawa dengan tamu lain sambil memegang gelas. Dari penampilannya, sepertinya dia orang keterlaluan kaya juga.

Jujur aja, ya. Setelah bergaul sama orang-orang kaya di sini, aku jadi menyimpulkan kalau ketebalan dompet tuh ngaruh banget ke muka. Nggak tahu kenapa orang-orang ini punya semacam kharisma yang bikin segan orang yang melihat. 

Lihat saja Drey. Sekalipun dia nggak peduli sama penampilan--bahkan kadang ngaco banget dandanannya, tetap saja kelihatan berkelas.

 Sekalipun dia nggak peduli sama penampilan--bahkan kadang ngaco banget dandanannya, tetap saja kelihatan berkelas

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Nasty Glacie (Terbit - Rainbow Books)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang