Rockwood Tower

46.8K 4.2K 1.6K
                                    

Siapa orang yang bisa mengartikan mimpi?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Siapa orang yang bisa mengartikan mimpi?

Jelas saja si Dukun canggih, Karina Delanova. Waktu kutelepon, dia malah berdecak, tarik napas panjang, dan kelihatannya mau mulai ngomel. Apalagi keahlian mamak satu itu kalau bukan ngomel?

"Inget sodara, lo? Gue kira sudah lupa jalan balik lo. Tumben banget lo telepon. Udah pergi nggak pake permisi, nggak kasih kabar. Pinter lo, ya? Kaya nggak pernah makan bangku sekolahan lo ya?"

"Emang gue rayap makan bangku sekolahan?" gerutuku kesal. "Kar, mau minta tolong nih."

"Yaelah kelakuan lo, biji ketapang. Baru inget gue kalau lagi butuh. Lo mirip amat sama kakak lo. Pinter. Sini gue kunyah terus gue lepehi lo."

Terdengar suara rengekan anak kecil di belakangnya.

"Siapa tuh? River?"

"Eh, emang ponakan lo ada berapa, asinan mangga? Udah kelamaan kerendem salju otak lo? River, Mama nggak marah sama kamu. Mama marah sama Tante Glacie. Udah tidur lagi ya. Mama mau ngobrol sebentar. Nggak ... mama nggak marah sama kamu."

Aku menunggu sampai Karin selesai dengan River.

"Pegel gue. Punya anak laki tapi sensi banget."

"Kaya bapaknya."

"Eh, jangan gosipin laki gue lo. Mau apa lo telepon segala? Kudu dijampe apa sih lo biar kangen ama keluarga di sini?"

Aku senyum aja. Aku ngerti kok maksudnya Katin dia itu kangen bangt sama kami. Biar kata cerewet dan punya squads mamak-mamak di komplek, dia tetap sayang banget sama kami.

"Aku juga kangen sama kalian. Tapi ... aku ngadepin masalah di sini. Aku kebanyakan nangis sampai kayanya otakku juga sudah habis."

"Habis? Emang dulu punya otak lo?"

Welcome to my family. Keluarga julid sampai ke akar-akarnya. Pokoknya kalau keluargaku ngumpul, yang nggak kuat bakalan jantungan deh.

"Glace, emang lo kenapa? Sumpah lo ya. Gue gantung kebalik di depan pasar kalau sampe bunting juga kaya kakak lo."

"Kalau urusannya cuma bunting sih nggak masalah, Kar. Urusan gue ruwet banget. Semalam gue mimpi. Di dalam mimpi, gue lihat Heath bawa anak bayi. Kayanya sih anak gue baru dilahirin. Namanya Violet. Dia yang kasih nama. Terus semua keluarga gue termasuk lo ada di situ. Heath cium gue. Dia seneng banget. Tapi ... kenapa ada dave?"

"Hah?" Karin menjerit. "DAVE?! LO NGAPAIN AMA TU BAKSO URAT?"

Aduh ... Harus cerita lebih banyak nih ke Karin. Dia bakal ngamuk nggak ya?

"Cum ... cuma mimpi, Kar."

"NGGAK BAKAL ADA ORANG YANG BELUM LO TEMUI TERUS MASUK DALAM MIMPI LO. NGAPAIN LO SAMA DIA?"

kutarik napas dalam-dalam sebelum mulai cerita. "Gue ketemu pas di London. Gue ... temenan ama dia. Gue bantuin dia lihat Savanna ama Drey dari jauh. Terus pas ke New York, kami ketemu lagi. Dia sudah punya cewek. Orang Indonesia juga."

Nasty Glacie (Terbit - Rainbow Books)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang