Oh, Baby Baby ...

52.3K 4.6K 853
                                    

Sebenarnya, pernikahan Savanna dan Drey itu cuma dihadiri orang-orang dekat saja. Kata Savanna sih pengin bikin yang sederhana doang. Yang mendominasi pesta memang hanya pekerja di rumah ini yang jumlahnya mencapai puluhan. Itu juga bagian penjaga pintu nggak ikutan karena harus terus di pos jaganya.

Semua pekerja pakai kebaya dan kemeja resmi yang kelihatannya baru dibelikan bos mereka.

Aku heran kenapa Drey nggak mengundang teman-temannya atau siapa kek gitu. Masa iya cowok superpower kaya dia nggak punya teman? Savanna juga apa nggak punya teman sama sekali semasa hidupnya?

Walau nikahannya simpel banget, Drey nggak main-main sama persiapannya. Dia menyiapkan booth makanan dan minuman yang unik di halaman belakang rumahnya. Sepertinya para pekerja bahagia banget hari ini. Dia juga mengirim limo untuk menjemput bapak-bapak KUA yang dulu itu pagi-pagi banget.

Yah ... orang kaya sih bebas. Mau bikin apa saja juga bebas. Suka-suka dompetnya aja.

Nggak ada pesta dan acara kumpul keluarga tanoa drama.

Sejak subuh, Karin sudah kejar-kejaran sama Ryn yang menolak dimandikan. Akhirnya, Ryn nempel ke Heath dan minta dimandikan Heath. Dengan tegas, Tundra menggendong Ryn dan membawanya ke kolam renang sebelum mandi sekalipun tu anak nggak mau berhenti nangis. Tu bocah memang parah. Nggak bisa lihat cowok ganteng dikit.

Kalau Tundra tahu Heath pernah mandiin aku, pasti dia gendong aku terus ngelempar aku ke jurang.

Heath menatapku setelah berhasil lepas dari Ryn. "Kamu mau minta dimandikan juga?" Dia menaikkan alis.

Panas banget mukaku rasanya. Kalau ini muka bisa dicopot terus disimpan di kulkas pasti bakal kulakukan.

Aku memang cuma pakai celana panjang sama kaus kedodoran doang. Dia pasti tahu aku belum mandi. Jangankan mandi, kumur aja belum sempat. Claire lama banget di kamar mandi. Kukira anak SD cuma butuh lima menit untuk mandi. Aku nekat ke luar kamar buat nyari sarang buat eek. Setiap pagi aku nggak bisa mandi sebelum setoran. Rasanya aneh aja gitu.

Heath mendekatiku sambil berkata, "kenapa kamu belum bersiap?"

Kudu gitu kubilang kalau aku nyari WC dulu sebelum mandi?

Apa aku pinjam WC di kamar Heath aja?

Nggaaakkk. Nggak mungkin. Apa kata Heath kalau eekku mencemari aroma kamar mandinya?

Tadinya aku nyari WC buat tamu atau pekerja buat kucemari. Tapi, sudah bermenit-menit aku keluyuran nggak nemu juga yang namanya WC. Malah tadi aku masuk ke ruang penyimpanan alat kebersihan. Masa iya sapu aja ada kamarnya, tapi tamu sama pekerja nggak dikasi WC?

Nanya Heath? Ah, cari mati itu namanya. Dia pasti nyaranin pakai WC di kamarnya. Ogah!

"Glacie?" panggil Heath. Sepertinya dia menunggu jawabanku.

Aku mundur beberapa langkah saat dia makin mendekat. Mulutku bau septic tank. Masa iya aku dekat-dekat dia?

"Gue ... mau olahraga. Iya. Gue mau olahraga biar sehat dan kuat kaya lo," kataku sambil berbalik dan menabrak tembok.

Goblok!

Tanpa berpaling lagi pada Heath, aku berlari ke kamarku. Ternyata Claire sudah selesai mandi. Dia sudah pakai gaun putih. Rambutnya masih dibalut handuk. Dia memegang sisir dan hair dryer. Aku menganga.

Claire yang masih segede pentil jambu itu kenal sama hair dryer. Dia juga gulung rambut pakai handuk kaya orang-orang. Aku sampai segede ini cuma modal usap-usap handuk doang.

Wanginya Claire seger banget. Anak ini sudah pantas masuk majalah fashion. Waktu seumuran dia aku masih ngelap ingus pakai kerah baju dan tidur sambil ngisep jempol.

Nasty Glacie (Terbit - Rainbow Books)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang