Sekalipun aku sudah menjeritinya berkali-kali, Drey tetap tersenyum manis sambil berkata, "Maafkan aku, Glacie. Ini demi kebaikanmu. Aku menyayangimu, Dik."
Sumpah, pencitraannya dahsyat banget ni orang.
"Sayang?" protesku kesal.
"I love you with all my heart," ucapnya sambil membelai rambutku.
Dengan kasar, kutepis tangannya. "Love you my ass!" bentakku sambil mendorongnya menjauh. "I hate you with all my heart."
Air mataku jatuh. Aku menatap Heath yang nggak bergerak di bagian lain ruangan.
"Heath, kenapa diam aja?"
Dia masih nggak bergerak.
Dengan kesal kudatangi dia dan kudorong tubuhnya. "Harusnya kamu bantu. Harusnya kamu ngomong sesuatu."
Dia masih diam saja.
"Glacie?" panggil Savanna yang kedengarannya sudah nangis. "My Lord, please ... do something."
"Ini yang terbaik untuknya, Sweet cake."
Aku berpaling pada Drey dan menjerit, "TAIK LO!"
Kubanting kursi yang kulewati saat berjalan ke luar ruangan. Kubanting juga pintu sekuat tenaga. Bodo amat kalau jebol juga. Duitnya Drey nggak bakal goyang kalau cuma beli pintu baru. Rumahbini dihancurkan juga dia cuma senyum-senyum doang.
"Glace!"
Savanna?
Aku berpaling melihatnya berjalan cepat ke arahku. Dia meraih bahuku dan memelukku. "Maafin ya, Glace." Kayanya sih Savanna nangis juga akhirnya. "Aku nggak bisa bantu apa-apa. Aku ... nggak bisa ... uhm, Drey itu ..."
"Suamimu. Aku tahu."
Aku tahu dia nggak bisa melawan suaminya. Savanna sudah terkontaminasi Drey. Pasti di belakangku Drey sudah cekoki Savanna dengan rayuan maut. Mulutnya orang itu kan pintar banget memutar balikkan fakta. Kayanya itu sudah mengakar di darah Syailendra-nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Nasty Glacie (Terbit - Rainbow Books)
Romance(PART TIDAK DIHAPUS ) Gimana sih rasanya jadi cewek kaya mendadak? Bisa jalan-jalan ke luar negeri, punya bodyguard, bisa beli apa pun yang kamu mau (termasuk mulut orang yang nyinyirin kamu), dan masih banyak lagi keseruan lain yang bisa kamu bayan...