Chapter 36

1.5K 49 13
                                    

Perhatian !!!
Drama khas sinetron akan segera dimulai. Siapin mental yak, kali aja ngebosenin. Aku tuh nggak bakad  buat konflik, buat orang mewek, buat orang baper :'(
Jadi maap kalau feel cerita ini nggak dpt samsek :'(

Buat yang msh mau baca, silahkan. Yang enggk juga silahkan. Thkyou smwahhhh :*

————————————


Dito: Syg nnti mlm kta ktmuan di taman dkt sklh ya. Ada yg mau aku omongin. Plis pnting. Oiya, psn nya gk usah di bls, soalnya kuota ku abis.

Aura mengerutkan dahinya bingung. Sejak kapan Dito mengirim pesan dengan kata yang singkat seperti ini? 

"Aneh," komentar Aura.


Dalam hati Aura merasa sedikit ragu kalau pesan ini dikirim oleh Dito. Pasalnya, dari gaya bahasanya saja sudah berbeda.


Meski begitu, Aura tidak peduli. Dia  akan tetap pergi kesana untuk menemui Dito. Aura yakin pasti ada sesuatu yang ingin Dito katakan padanya. Bisa jadi Dito memintanya kesana untuk memberinya kejutan. Kemarin kan mereka merayakan anniversary ke satu tahun.

Selesai berganti baju, dengan cepat Aura melangkahkan kaki menuju  lantai bawah untuk menemui Mama nya dan meminta izin.

"Ma," panggil Aura karena sejak tadi dia tidak melihat keberadaan Dian.

Aura mengedarkan pandangan ke semua sudut ruangan. Matanya bergerak kesana kemari mencari sosok Dian, tapi hasilnya nihil. Dian tidak ada.

"Ma," panggil Aura lagi. Kali ini lebih lantang.

Setelah beberapa kali panggilan nya tidak mendapat respon, Aura akhirnga memutuskan untuk  menemui Mbak Tia, orang yang setiap hari membantu Mama nya bekerja di klinik.

"Mbak," panggil Aura sambil mengetuk pintu kamarnya pelan.

"Iya, Ra," jawabnya dari balik pintu.

Terdengar suara langkah kaki menuju pintu, saat pintu itu terbuka dengan sempurna dan menampakkan sosok wanita cantik yang di panggil Aura dengan sebutan 'Mbak Tia'.

Untuk sesaat Aura dibuat takjub oleh kecantikan natural yang dimiliki Mbak Tia. Ya, Aura akui bahwa wanita yang sekarang ada dihadapannya ini, memang cantik. Bahkan sangat cantik. Aura saja merasa minder jika berada didekatnya.

"Mbak, Mama mana?" tanya Aura to the point.

"Tadi sih Bu Dian pamit mau beli makanan. Memangnya kenapa? Kamu butuh sesuatu?" tanya Mbak Tia.

Aura menggeleng, kemudian menjawab, "Aku nggak butuh apa-apa kok Mbak. Aku cuma mau izin keluar sama Mama. Tapi berhubung Mama lagi nggak dirumah, aku izinnya sama Mbak Tia aja ya," jelas Aura panjang lebar.

"Oh gitu. Yaudah, hati-hati dijalan ya. Pulangnya jangan malem-malem, nanti Bu Dian marah," pesan Mbak Tia.

"Oke Mbak, siap. Nanti kalau Mama udah pulang, Mbak Tia tolong bilangin ya ke Mama kalau aku keluar sebentar," pinta Aura. Mbak Tia mengangguk singkat.

REALLY?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang