Chapter 6

4.8K 261 53
                                    



Sekarang emang lo nggak mau deket-deket gue, tapi lo liat aja,
suatu hari nanti kalo lo udah jatuh cinta sama gue, lo nggak akan bisa apa-apa tanpa gue. Kita liat aja nanti.

-Dito Ashraf Rahata

------------------

Pukul 19.45

Aura baru saja terbangun dari tidurnya, ia berniat pergi ke dapur untuk mengambil air minum. Tapi langkahnya segera terhenti karena dikejutkan oleh kedatangan Dito yang tiba-tiba. Cowok itu sekarang tengah berdiri tepat di depan pintu utamanya. Matanya mengedarkan pandangan ke segala penjuru ruangan, seperti sedang mencari sesuatu.

Dengan cepat Aura menuruni anak tangga, kemudian berniat menghampiri-nya.

"Kamu ngapain disini?" Tanya Aura ketika jarak mereka semakin dekat. Sepertinya Aura tidak suka dengan kedatangan Dito malam ini.

"Lo dari mana aja? Gue panggilin dari tadi nggak nyaut-nyaut." Bukannya menjawab pertanyaan Aura, Dito justru ikut mengajukan pertanyaan pula.

"Nggak usah ngalihin topik pembicaraan! Aku tanya kamu ngapain disini?" Tanya Aura kedua kalinya. Kali ini ia benar-benar kesal dengan kelakuan Dito. Datang kerumahnya tanpa permisi, apalagi tidak memberitahunya terlebih dulu.

"Emang kenapa? Nggak boleh? Kalo nggak boleh gue pulang." Jawab Dito santai.

"Ya nggak gitu." kata-kata Aura secara tidak langsung seperti menahan kepergian Dito.

"Lo baru bangun?" Tanya Dito yang menyadari Aura masih berantakan. Dengan rambut ala-ala bangun tidur.

"Iyaa" Jawabnya singkat.

"Jam7 ?" Dito masih setia bertanya.

"Emang kenapa? Salah kalo aku bangun jam 7 ?" Katanya balik bertanya.

"Males banget ya, lo jadi cewek. Jam segini baru bangun." Komentar Dito.

"Suka-suka aku dong. Yang males juga aku, kenapa kamu yang repot. Udah, to the point aja. Ngapain kamu kesini?" Tanya Aura untuk ketiga kalinya.

"Lo mandi dulu! Baru gue kasih tau" Bukannya menjawab pertanyaan Aura, Dito justru memberinya persyaratan. Lebih tepatnya memerintah Aura.

"Kenapa harus mandi?" Tanya Aura yang terlihat bingung. Sebenarnya apa rencana Dito? Kenapa Aura harus mandi? Malam-malam begini? Yang benar saja.

"Karna kalo lo nggak mandi, gue nggak akan ngasih tau" Jawabnya santai.

"Oo gitu? Yaudah terserah. Aku nggak peduli. Kalo kamu nggak mau ngasih tau juga gapapa, terserah, nggak peduli, bodo amat. Nggak penting tau nggak." Cerocos Aura seperti roket.

Dito melemparkan tatapan heran. Ini adalah cewek keras kepala pertama yang pernah ia temui. Tapi harus bagaimana? Dito sudah jatuh cinta padanya. Mau sekeras kepala apapun, ia akan tetap mencintainya.

Dito menatap Aura lurus-lurus.

"Lo tu bisa nggak sih jadi cewek nggak keras kepala?" Dito menatap Aura tajam.

"Keras kepala? Kalo aku keras kepala, terus kamu apa? Kesini malem-malem, ditanya ada perlu apa malah nyuruh orang mandi. Apa coba maksudnya??" Balas Aura jengkel.

Baru saja Dito ingin menjawab kata-kata Aura, Dian, mama Aura yang datang tiba-tiba.

Aura yang juga melihat kedatangan mama-nya, segera mengajukan pertanyaan.

"Maa, nggak jadi ke Medan??". Tanya Aura seraya melemparkan tatapan bingung. Seharusnya sore ini mama dan pap-nya akan pergi ke Medan, untuk menghadiri seminar Dokter gigi. Jadwalnya besok, tapi kenapa mama belum berangkat? Harusnya penerbangan dilakukan malam ini. Apa seminarnya ditunda? Begitu pikir Aura.

REALLY?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang