Chapter 14

3.1K 175 51
                                    


Pukul 05.30 pagi, alarm Aura berdering keras membangunkan tidur nyenyaknya. Matanya membuka perlahan menatap malas alarm yang sejak tadi berdering mengganggu tidurnya.

"Ishh...berisik bangett sihh!! Ganggu orang tidur aja." Kesal Aura kemudian meraih benda itu dan mematikannya.

"Yaampunnn...males banget sih mau sekolah, andai ini hari libur." Gerutu Aura kemudian beranjak dari tidurnya.

Jika saja ini hari libur, tentu Aura akan melanjutkan tidurnya. Tapi apa daya jika ini bukan hari libur, mau tak mau ia harus segera bersiap untuk sekolah.

🍁🍁🍁

Sambil memegang sepotong roti ditangan kanannya, Aura berjalan menuruni anak tangga. Matanya tak pernah lepas menatap arloji yang melingkar ditangannya - yang kini sudah menunjukkan pukul 06.45 yang berarti 15 menit lagi pelajaran pertama akan dimulai.

"Duhhh...15 menit lagi. Semoga aja gak telat." Pinta Aura seraya mempercepat langkah kakinya.

Kreeekkk....

Pintu dibuka.
Betapa terkejutnya Aura ketika melihat seorang pria bertubuh tinggi sedang tertidur pulas dikursi terasnya dengan posisi tubuh yang terlentang.

"Dito??" Kata Aura syok.

Aura menatapnya dengan penuh tanda tanya. Sebelum akhirnya memutuskan untuk menghampirinya.

Dari raut wajahnya, tampak begitu jelas bahwa ia sedang merasakan kedinginan yang luar biasa - wajar saja, tadi malam hujan sangat deras, membuat siapa saja enggan berlama-lama berada diluar rumah. Tapi Dito??

"Ish, tu anak ngapain sih tidur disini? Kurang kerjaan tau gak !!" Kesal Aura.

"DITTTT...BANGUNNN...BANGUNNN.....ISHHH...CEPETTT..BANGUNNN...UDAH SIANG..." Teriak Aura ditelinga Dito.

Teriakan Aura yang begitu keras seketika membuat Dito terbangun. Menyadari Aura kini berada tepat disampingnya, Dito segera beranjak meskipun dalam keadaan setengah sadar dengan mata yang masih sayup-sayup.

"Ra," Katanya terkejut dengan nada khas bangun tidur.

"Sejak kapan kamu tidur disini?? Dari tadi malem?" Tanya Aura sinis.

"Iya." Jawab Dito singkat.

"Ngapain sih kamu tidur disini? Kurang kerjaan tau gak!!" Kata Aura marah.

"Gapapa, gue cuma takut lo kenapa napa." Jelas Dito.

"Hah?! Maksudnya?" Tanya Aura tidak mengerti.

"Gapapa, gue cuma khawatir aja sama lo."

"Khawatir? Khawatir kenapa?" Aura semakin tidak mengerti.

"Khawatir lo kenapa napa. Lo kan dirumah sendirian." Jelas Dito pelan.

"Kamu tau aku dirumah sendirian?" Tanya Aura lagi.

Dito menganggukkan kepala mantap.

"Dari siapa?" Tanya Aura makin penasaran.

"Riri." Jawabnya singkat, padat, dan jelas.

"Tapi kan, walaupun kamu khawatir, gak harus tidur disini juga kali." Ketus Aura.

"Terus dimana? Didalem rumah lo?nggak mungkin kan." Kata Dito seolah mengerti maksud Aura.

Aura diam tidak menjawab kata-kata Dito, karna itu memang benar, ia tidak mungkin meminta Dito untuk tidur didalam rumahnya terlebih jika hanya mereka berdua.

"Ya kamu nggak perlu nemenin akulah. Aku juga gak minta. Lagian aku juga gapapa kan? Tapi kamu? Liat muka kamu sekarang. Pucet." Aura mengomel panjang lebar -Tapi tidak diperdulikan oleh Dito.

REALLY?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang