Chapter 28

1.7K 67 0
                                    


•~•~•~•




"Dit, dipanggil Mis Nayna. Katanya suruh temuin dikantor," kata Sintia, teman sekelasnya.

"Loh? Mis Nay udah masuk?" tanya Dito bingung. Kemaren kan Mis Nay baru menikah, dan sekarang dia sudah masuk sekolah. Apa dia tidak mengambil cuti untuk beberapa hari?

"Udah. Noh ada dikantor. Buruan temuin," suruh Sintia lagi.

Meski bingung, Dito tetap mengiyakan perintah itu. Mungkin Mis Nay memanggilnya untuk membahas masalah lomba teater yang akan diadakan tiga hari lagi, pikir Dito.

"Iya. Thanks ya infonya," ucap Dito yang diangguki Sintia.

Setelah kepergian Sintia, Dito segera berbalik untuk berpamitan pada Aura.

"Ra," panggil Dito. Aura menoleh, menatap Dito dengan tatapan bingung seolah berkata kenapa Dit?

Dito berjalan menghampiri Aura.

"Gue mau ke kantor nemuin Mis Nay," kata Dito setelah mereka berhadapan.

"Masalah lomba lagi?" tanya Aura. Dito menaikan bahunya tidak tau.

"Mungkin. Gue juga nggak tau," jelas Dito. Aura mengangguk paham.

"Yaudah sana. Kenapa harus izin segala coba?" omel Aura.

"Izin salah, nggak izin salah. Nasib cowok tuh emang gini ya, selalu salah dimata cewek. Dan ya, ceweklah yang paling benar didunia ini," kesal Dito dengan jawaban Aura.

Aura terkekeh, tidak menganggap ucapan Dito itu benar-benar.

"Iya dong, cewek emang paling benar didunia ini. Udah sana temuin Mis Nay," perintah Aura.

"Iya," jawab Dito kemudian berlalu meninggalkan Aura untuk menemui Mis Nay.



🍁🍁🍁



Bel masuk baru saja berbunyi, Aura mendesah pelan. Sudah dua jam Dito pamit untuk menemui Mis Nay, tapi sampai sekarang belum kembali juga. Dia kemana?

"Ra?" panggil Riri yang menyadari bahwa Aura sepertinya tengah memikirkan sesuatu.

Aura yang terkejut seketika menatap kikuk kearah Riri yang sekarang menatapnya bingung.

"Kenapa apanya? Gapapa kok," jawab Aura berusaha tenang. Riri tidak boleh tau bahwa sekarang dia tengah memikirkan Dito yang beberapa jam lalu pergi dan sekarang dia sudah panik, bisa-bisa Riri akan mengatakannya 'lebay'.

"Yakin?" tanya Riri memastikan. Aura mengangguk mantap.

"Iya,"

"Bagus kalo gitu. Gue ke kamar mandi dulu ya, lo mau ikut nggak?" tanya Riri.

"Mager," jawab Aura singkat. Riri memutar bola matanyanya malas.

"Gue ke kamar mandi dulu. Daahh Aura cans," pamit Riri tak lupa dengan ledekan khasnya.

"Baru tau kalo aku emang cans?" tanya Aura bangga. Riri jadi menyesal sudah mengatakannya cans.

"Najong," teriak Riri membuat Aura terkekeh.

Kepergian Riri bersamaan dengan kedatangan Dito kekelas. Aura menghela napas lega melihat kehadirannya. Bukan karena rindu, tapi entah kenapa tiba-tiba Aura merasa khawatir. Sebenarnya kekhawatirannya tanpa sebab sih.

Dengan langkah cepat Aura segera menghampiri Dito untuk menanyakan apa yang dilakukannya hari ini sampai butuh waktu berjam-jam hanya untuk menemui Mis Nay.

"Dit," panggil Aura menghentikan langkah Dito.

Dito menoleh, menatap Aura dengan tatapan datar.

REALLY?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang